Keberadaan TPS3R di Cianjur Belum Maksimal Urai Sampah

Keberadaan TPS3R di Cianjur Belum Maksimal Urai Sampah

PENGOLAHAN: TPS3R yang berada di Kampung Gombong, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur ini masih berjalan melakukan pengolahan sampah.--

CIANJUR, CIANJUREKSPRES  – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur menyebut Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) tidak berjalan dengan baik. Masih perlu peningkatan dalam pengelolaannya mendaur ulang sampah.

Staf Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya DLH Kabupaten Cianjur, Isep Ridwan mengatakan, setidaknya ada 32 TPS3R yang tersebar di sejumlah desa di Cianjur.

BACA JUGA:Pemkab Cianjur Hari Ini Gelar Rapat Bersama BMKG, BNPB, Kementerian PUPR, Tentukan Warga yang Wajib Relokasi

“DLH di beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat itu pernah di undang ke Jakarta untuk memaparkan sejauh mana keefektifan terkait TPS3R. Memang banyak kendala yang terjadi di lapangan saat ini,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Selasa (17/1).

Karena, lanjut dia, seyogyanya TPS3R itu tidak lempar tugas, karena Cianjur sebagai penerima manfaat. Sementara yang terjadi di lapangan adalah belum maksimalnya fungsi dari TPS3R.

BACA JUGA:Komitmen HIMBARA Dukung Hilirisasi Industri

“Tapi kami menyarankan pada saat itu adalah bagaimana kalau misalnya TPS3R itu dikeroyok dari tiga kementerian. Karena mengurusi sampah ini ada Kementerian Lingkungan Hidup, PUPR, dan Kemendagri,” katanya.

“Saya meminta kepada mereka untuk mengeroyok menjadikan pilot project dua atau tiga titik TPS3R berfungsi dengan baik. Karena jumlahnya yang sangat banyak. Untuk data 2021 ada 26 di tambah pembangunan 2022 ada 6 lagi yang baru,” tambahnya.

BACA JUGA:Wabup Cianjur Gencar Kunjungi Korban Gempa

Isep menilai, di sisi lain keefektifan keinginan untuk menyelesaikan permasalahan sampah harusnya bisa terealisasi jika berjalan.

“Sekarang ini bagaimana? Karena ada yang jalan dan ada yang tidak. Itu yang sama-sama harus saling dipikirkan supaya kelihatan bekerja. Saat ini belum berfungsi maksimal,” ungkapnya.

Isep mengungkapkan, saat ini banyak kendala di lapangan, seperti perhitungan-perhitungan yang meleset karena dihidupi sendiri. Pasalnya mereka yang mengambil iuran ke warga, mereka yang mengelola, sementara yang tidak bisa diolah dikirim ke TPA.

BACA JUGA:Wabup Cianjur Gencar Kunjungi Korban Gempa

“Dulu itu kan ada uang stimulus, operasional awal. Pada pelaksanaannya uang itu dipake untuk gaji upah, sehingga dalam hitungan enam bulan begitu stimulus itu habis, hampir bisa dipastikan tidak berjalan,” katanya.

Sumber: