Jelang Imlek, Harga Sayuran Melambung

Jelang Imlek, Harga Sayuran Melambung

Ilustrasi Sayuran.(Pixabay)--

CIANJUR, CIANJUREKSPRES - Menjelang Tahun Baru Imlek 2023, harga sayuran di pasar tradisional mulai mengalami kenaikan secara bertahap. Kenaikan terjadi akibat banyaknya permintaan.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskuperdagin) Kabupaten Cianjur, Agus Mulyana mengatakan, sayuran yang mengalami kenaikan diantaranya cabai, bawang, kol, sawi, dan jenis lainnya. Sementara itu, untuk stok masih terbilang aman.

BACA JUGA:Pemkab Cianjur Kembali Mengecek Ulang Data Warga yang akan Direlokasi

“Stok banyak. Yang masih aman seperti sayuran bawang daun, kol, sawi, ada di Cianjur. Untuk pengadaan kentang masih mengandalkan dari luar, seperti dari Jember,” kata dia kepada wartawan, di Pasar Induk Cianjur, Rabu (18/1).

“Itu otomatis harganya mengikuti mereka, karena kita belinya dari pasar Caringin. Yang lainnya 80 persen pasokan komoditas kebutuhan sayuran,” kata Agus menambahkan.

Agus melanjutkan, seperti cabe, karena sudah surplus sudah banyak yang panen, per hari sampai 30 ton dan waktu panen ke dua sebanyak 70 ton.

BACA JUGA:Resmi Gabung ke Golkar, Ridwan Kamil Siap Narasikan Airlangga Hartarto Capres 2024

“Itu suplay ke pasar kita 70 persen, 30 persen ke pasar Induk Jakarta, plus modern di Jabodetabek,” katanya.

Sementara itu, untuk stok cabai di lokal sendiri sudah terpenuhi. Namun, kebanyakan dari cabai ada yang di panen dini atau belum saatnya panen sudah dipanen.

“Sedangkan permintaan jelang Imlek mulai naik. Jadi salah satu pendongkrak naik harga dari permintaan ini,” katanya.

BACA JUGA:Berawal Miliki Tiga Orang Karyawan, Ini Cerita Dibalik Kesuksesan Quin Cake Cianjur

Selain itu Agus menambahkan, untuk harga beras juga mengalami kenaikan dari awalnya Rp10 ribu per liter, sekarang menjadi Rp12 ribu per liternya.

“Beras sekarang ada kenaikan juga, karena belum waktunya panen. Kita masih butuh blower untuk pengering padi, kita hanya punya satu dengan kapasitas 40 ton,” katanya.

“Sedangkan sawah kita banyak. Jadi kita panen itu masih mengandalkan matahari untuk proses jemurnya. Otomatis produksi berasnya berkurang,” tambahnya. 

Sumber: