Miring 30 Derajat, Kondisi Jembatan Leuwi Keris Campakamulya Memprihatinkan
Jembatan Leuwi Keris yang berada di Desa Cibanggala, kondisinya sangat memprihatinkan. Salah satu jembatan penghubung tiga desa di Kecamatan Campaka Mulya itu miring hingga 30 derajat.(Rikzan RA/Cianjur Ekspres) --
CIANJUR, CIANJUREKSPRES - Jembatan Leuwi Keris yang berada di Desa Cibanggala, kondisinya sangat memprihatinkan. Salah satu jembatan penghubung tiga desa di Kecamatan Campakamulya itu miring hingga 30 derajat.
Camat Campakamulya, Chandra Kusumah, mengungkapkan, jembatan setinggi lima meter yang melintasi Sungai Cisokan tersebut sudah miring sejak dua tahun lalu.
“Jembatan Leuwi Keris itu sudah miring sejak dua tahun lalu gara-gara diterjang banjir bandang yang mengikis pondasi jembatan,” ujar Chandra.
Chandra pun mengungkapkan, pihaknya telah berulang kali mengajukan perbaikan Jembatan Leuwi Keris dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) baik di tingkat kecamatan hingga pada musrenbang tingkat kabupaten. Namun, hasilnya masih nihil.
“Dinas terkait sudah lakukan survey. Tapi realisasinya tidak ada sampai sekarang. Tahun ini (2023) pun juga begitu. Tidak ada kabar rencana perbaikan jembatan itu,. Beberapa waktu lalu juga kita usulkan untuk rencana pembangunan di 2024, tapi kan warga maunya segera diperbaiki,” ujarnya.
BACA JUGA:Mantap, PLN Catat Kenaikan Penjualan Listrik 6,17 Persen Tahun 2022
Dirinya mengatakan, dengan kemiringan hingga 30 derajat dan daya tahan beban hanya satu ton dinilai sangat berbahaya. Pasalnya, jembatan tersebut masih dipilih warga sebagai akses utama dari Desa Sukasirna, Desa Sukabungah ke jalur utama Kecamatan Campaka Mulya karena jarak tempuh yang lumayan dekat.
Chandra khawatir, jika terus dibiarkan Jembatan Leuwi Keris bisa ambruk total jika diterjang banjir lagi. “Kan pondasinya sudah rusak sejak dua tahun. Kalau ada banjir lagi, sangat berisiko ambruk total,” kata dia.
Dari pantauan Cianjur Ekspres, jembatan sepanjang kurang lebih 10 meter tersebut membentang dari barat ke timur melintasi Sungai Cisokan, miring kearah selatan. Tak hanya itu, besi pembatas jembatan pun nampak berkarat dimakan usia.
Sementara diujung sebelah timur jembatan, terdapat tambalan jembatan menggunakan kayu seadanya. Jalan menuju jembatan pun sangat curam berliku dan hanya bisa dilalui satu unit mobil.
Kang Dede (58) pengrajin dan pengepul dari Desa Sukasirna mengungkapkan, dirinya selalu was-was jika melewati jembatan tersebut.
“Kalau mau membawa hasil kerajinan dari Desa Sukasirna, kita selalu khawatir dan was-was. Kondisi jembatannya seperti mau ambruk. Tapi ya bagaimana lagi, itu akses paling dekat,” ujar Kang Dede.
Sumber: