Menakar Peluang 'Head to Head' dan Tiga Koalisi di Pilkada Cianjur

Pengamat Politik Cianjur, Dedi Mulyadi.(Dok/Cianjur Ekspres) --
"Kontestasi itu adalah cara untuk menghasilkan sebuah pemimpin, jadi bukan cara untuk membuat suasana tidak nyaman, dan ini harus dipastikan dari sisi masyarakat tidak boleh terjadi gesekan," tegasnya.
Dia pun mengimbau agar berkontestasi dengan sehat dan ketika pilihannya kalah harus bisa menerima. Begitupun ketika pilihannya menang, kata Dedi, harus menjadikan kemenangan tersebut untuk menghadirkan ketenangan dan kebijaksanaan terhadap yang kalah.
"Kita berharap sebetulnya ada tiga pasang calon, jadi supaya terpecah, kalau ini resistensinya tidak terlalu besar. Cuma kalau melihat kontestasi politik sekarang, kemungkinan dua pasang calon," katanya.
Perihal kemungkinan koalisi parpol yang mengusung Herman dan Ibang bertambah, Dedi mengatakan bisa jadi karena hitung-hitungan politik itu menang.
"Kalau kans menang dari petahana besar, maka bisa jadi dari yang belum bergabung sekarang, menjadi bergabung dengan yang ada," ucapnya
Dia mengungkapkan, bahwa logika sederhana dalam konteks politik adalah kesamaan tujuan.
"Kalau tujuannya ingin berkuasa, semua partai kan tujuannya ingin berkuasa dan proses kekuasaan yang ada hanya di sini, dia (parpol,red) bisa lari ke sana semua," jelas Dedi.
"Karena faktanya, jangankan bicara di Cianjur, secara nasional pun juga begitu sekarang. Jadi beberapa partai yang dulu berhadap-hadapan kemudian karena ada kesamaan tujuan ingin bersama, sudah selesai, kemudian bergabung. Kemungkinan itu ada," katanya menambahkan.
Sumber: