Kemendikbudristek Paparkan Capaian Pendidikan Vokasi Periode 2020-2024
Editor:
Dede Sandi Mulyadi|
Minggu 28-07-2024,13:00 WIB
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek saat memaparkan kepada publik terkait capaiannya melalui kegiatan Ekspose Pendidikan Vokasi 2020-2024 dan Evaluasi Capaian Pelaksanaan Program Semester I Tahun 2024 di Bandung pada Sabtu (27/7/2024).--
CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek memaparkan kepada publik terkait capaiannya melalui kegiatan Ekspose Pendidikan Vokasi 2020-2024 dan Evaluasi Capaian Pelaksanaan Program Semester I Tahun 2024.
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kemendikbudristek di Jakarta pada Sabtu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengungkapkan, salah satu tugas Kemendikbudristek adalah menyiapkan Generasi Emas 2045.
“Tugas kita adalah memfasilitasi satuan pendidikan vokasi termasuk menghadirkan praktisi mengajar karena inspirasi bisa datang dari mana saja,” kata Kiki.
Dengan melihat tantangan saat ini, lanjutnya, diperlukan jalan baru pemajuan pendidikan vokasi yang lebih responsif, relevan, inklusif, inovatif, dan efektif.
Karena itu, tiga fokus transformasi pendidikan vokasi meliputi sekolah menengah kejuruan (SMK), perguruan tinggi vokasi (PTV), serta lembaga kursus dan pelatihan (LKP).
Dalam kurun 2020-2024 hampir 50% dari siswa SMK telah mendapatkan pembelajaran unggul dan relevan melalui kerja sama erat dengan 975 industri, 680 SMK melaksanakan program SMK Produk Kreatif dan Kewirausahaan, 11.496 SMK telah mengembangkan teaching factory (Tefa), dan 391 SMKN menjadi SMK berstatus badan layanan umum daerah (BLUD).
Pada jenjang perguruan tinggi, ia menyebutkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mendorong industri untuk terlibat aktif dalam perkembangan penelitian PTV melalui program Matching Fund.
Pihaknya mencatat ada 725 mitra industri telah berkontribusi dengan total dana sebesar Rp279,12 miliar. Adapun melalui Competitive Fund (CF), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi berhasil membantu 386 program studi (prodi) dalam meningkatkan kompetensi SDM dan kapasitas kelembagaan.
Sementara melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, lebih dari 850 ribu mahasiswa telah diberikan kesempatan untuk belajar di luar kampus.
Pihaknya juga mencatat sebanyak 28.269 mahasiswa mengikuti program Sertifikasi Kompetensi, 1.229 prodi menerapkan kurikulum link and match, 54% mata kuliah menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PBL), 502 rekognisi internasional hasil penelitian dosen dan mahasiswa, serta 537 prodi melaksanakan hilirisasi hasil penelitian dan pengabdian ke masyarakat dan dunia kerja.
Capaian kemitraan dan penyelarasan dalam ekosistem pendidikan vokasi juga mengalami peningkatan di mana terdapat 746 kemitraan baru melalui program Ekosistem Kemitraan, 8.223 kerja sama bersama dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di bawah pendidikan vokasi, 1.655 DUDI terlibat kerja sama dalam pendidikan vokasi, dan 255 skema sertifikasi pada 124 konsentrasi keahlian.
Selain untuk menyampaikan capaian pendidikan vokasi, kegiatan tersebut juga menjadi wadah untuk melakukan refleksi atas isu permasalahan dalam pelaksanaan program kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
Menurut Kiki, kegiatan refleksi tersebut menjadi langkah penting untuk melihat hasil yang telah dicapai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan apa saja yang belum dicapai serta perlu diperbaiki.
“Untuk melakukan transformasi, kita harus memastikan fondasinya sudah kuat. Fondasi utamanya ialah memastikan bahwa transformasi tersebut fokusnya untuk kepentingan peserta didik,” katanya.
Sumber:
antara