Kabupaten Cianjur Kekurangan Ruang Kelas SD, Disdikpora: Jumlahnya Capai 1.100 Lokal
Ruang kelas IV SD Negeri Cikaratok, Desa Kubang, Kecamatan Sukaresmi, beralihfungsi menjadi gudang penyimpanan barang karena kondisinya yang sudah rusak dan bocor. (Foto: Dok/CIANJUR EKSPRES)--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Sejumlah sekolah di Kabupaten Cianjur kekurangan ruang kelas baru (RKB). Hal itu akibat naiknya jumlah teman belajar (rombel) atau peningkatan jumlah siswa.
Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Arifin menyebutkan, sejak 2022 lalu meskipun telah mencatat jumlah kelas yang rusak.
"Kelas (lokal) yang rusak beratnya sekitar 2.500 unit, yang rusak sedang 1.500 lokal, dan yang rusak ringan itu ada 2.000 lokal. Jumlah tersebut akan bertambah secara berkala," kata Arifin di Jalan Raya Bandung, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Senin 9 September 2024.
Jumlah tersebut di luar kekurangan ruang kelas baru (RKB) yang jumlahnya mencapai 1.100 lokal. Hal itu terjadi oleh naiknya jumlah teman belajar (rombel) atau peningkatan jumlah siswa SD.
BACA JUGA: Jurnalis Bersekolah di Cianjur Selatan Sukses Digelar
“Sekarang ada kurang lebih 250 ribu siswa SD baik negeri dan swasta di Kabupaten Cianjur. Naik 20 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu yang membuat sekolah-sekolah kekurangan kelas,” jelas Arifin.
Seperti yang terjadi di SDN Sukaluyu 1, di mana sekolah akhirnya memanfaatkan bekas kantor untuk ruang belajar murid kelas II.
"Yang viral kemarin itu bukan ruang kelas karena ukurannya 7x6 meter peruntukan kantor. Ruang kelas untuk belajar itu standarnya 7x8 meter," jelasnya.
Biasanya kelas I dan II menggunakan kelas yang sama atau paralel, namun dengan jam yang berbeda. Kelas I masuk kelas dari pukul 07.30 sampai 10.00 WIB, lalu dilanjutkan kelas II.
BACA JUGA: Kolaborasi KKN Tematik Pemda Provinsi Jabar dan UPI
BACA JUGA: Satgas Citarum Harum Sektor-11 Ajak Siswa SMAN 1 Haurwangi Melakukan Penghijauan
“Mungkin karena mau sekolah mereka belajar serentak, sehingga mereka memanfaatkan bekas kantor,” kata dia.
Dia menjelaskan, di Cianjur, hanya ada 87 daerah yang dikelola dengan anggaran dana alokasi umum (DAU). Rata-rata, satu lokal dibangun dengan anggaran kurang lebih Rp100 juta.
Sumber: