RI-Australia Dorong Masyarakat Kelola Ekonomi Sirkular di Citarum
Peneliti Utama Riset dari Monash University Diego Ramirez-Lovering (baju biru) saat mengunjungi Desa Padamukti yang berada di DAS Citarum. Kunjungan yang bertajuk “Edukasi Sungai dan Pengolahan Sampah” ini bertujuan agar peserta kunjungan dapat melihat se--
JAKARTA,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Program Penelitian Aksi Citarum Indonesia-Australia (CARP) mendorong masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciarum untuk mengelola limbah dan ekonomi sirkular secara mandiri.
"Ini merupakan inisiatif dari Program CARP yang dimulai sejak 2019. Proyek yang didukung KONEKSI ini diharapkan dapat direplikasi di daerah aliran sungai lainnya di Indonesia," kata Peneliti Utama Riset dari Monash University Diego Ramirez-Lovering dalam keterangan di Jakarta, Minggu 17 November 2024.
Untuk mendukung inisiatif tersebut, sebuah kunjungan edukasi diinisiasi oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Teknik, Universitas Indonesia bersama dengan Monash University ke Desa Padamukti yang berada di DAS Citarum. Kunjungan yang bertajuk Edukasi Sungai dan Pengolahan Sampah ini bertujuan agar peserta kunjungan dapat melihat secara langsung penerapan konsep pengelolaan air dan limbah terpadu dalam skala desa.
Diego mengatakan pendekatan inovatif ini, yang didorong oleh kemitraan strategis, menjadi kunci dalam mewujudkan visi menciptakan sungai yang bersih, sehat dan produktif. Tujuannya mencapai zero waste dan merehabilitasi sungai demi masa depan yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Layanan Diakui Nasabah Produk BRI Beragam
BACA JUGA:KUR BRI 2024: Solusi Terbaik untuk UMKM dengan Beragam Keuntungan Menarik
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Indra Maha mengapresiasi upaya semua pihak yang terlibat dalam menjaga kelestarian Sungai Citarum.
"Kita tidak boleh mewariskan Citarum sebagai sungai yang kotor dan tidak manusiawi kepada generasi mendatang. Sebaliknya, kita harus mewujudkan Citarum yang paripurna, sungai yang memberikan kehidupan bagi semua," katanya.
Peneliti dari Universitas Indonesia Reni Suwarso mengatakan Proyek CARP juga menerapkan pendekatan kolaboratif dan inklusif berbasis masyarakat dengan membangun "laboratorium hidup" percontohan berbasis desa untuk mendidik, melatih, dan membangun kapasitas dalam praktik pengelolaan limbah berkelanjutan.
“Penelitian ini memiliki potensi besar untuk mengubah pengelolaan limbah di Indonesia. Dengan dukungan penuh dari pemerintah di semua tingkatan, kita dapat mewujudkan impian menerapkan model ini secara nasional dan menciptakan Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan,” kata Reni Suwarso.
BACA JUGA:Berdayakan Perempuan, BRI Raih Penghargaan Indonesia Women's Empowerment Principles Awards 2024
BACA JUGA:Pahlawan Inklusi Keuangan, AgenBRILink di Tengah Kebun Kelapa Sawit Berhasil Dekatkan Layanan Perbankan
Kunjungan edukasi ini juga bertujuan untuk memperkenalkan temuan penelitian CARP yang saat ini sedang dikembangkan menjadi rekomendasi kebijakan untuk dimasukkan dalam Rencana Induk Citarum. Rencana Induk tersebut saat ini sedang diadvokasi untuk diadopsi dalam rencana jangka menengah pemerintah daerah (RPJMD).
Pada tahun 2023, KONEKSI memberikan dukungan kepada riset ini untuk memberdayakan masyarakat dalam mengoperasikan fasilitas pengelolaan limbah berbasis ekonomi sirkular atau yang disebut Tempat Pengelolaan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS3R).
Dukungan yang diberikan mencakup pelatihan operator, kampanye kepada masyarakat (sekitar 400 keluarga) tentang masalah limbah dan kebutuhan untuk mengubah perilaku dalam pengelolaan limbah, serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan daur ulang limbah dan menyusun strategi dalam menemukan pasar.
Sumber: antara