Banner Disway Award 2025

Warga Perbatasan Cianjur–KBB Desak Pembangunan Jembatan Gantung

Warga Perbatasan Cianjur–KBB Desak Pembangunan Jembatan Gantung

Sejumlah warga di perbatasan Cianjur-KBB hendak menyeberang menggunakan rakit akibat tidak adanya akses jembatan. (Foto: CIANJUR EKSPRES/Mochammad Nursidin)--

CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Warga di perbatasan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendesak pemerintah segera membangun jembatan gantung di atas Sungai Citarum. Jembatan tersebut dinilai sebagai solusi mendesak untuk mengatasi kesulitan akses antarwilayah yang selama ini hanya mengandalkan perahu dan rakit.

Kepala Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, Cepi Agustina, mengatakan, keberadaan jembatan sangat dibutuhkan warga Desa Kertamukti dan Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, KBB, untuk menunjang aktivitas pendidikan, kesehatan, hingga perekonomian.

“Jembatan ini akan sangat bermanfaat. Saat ini satu-satunya akses penyeberangan sangat rawan dan berisiko, terutama bagi pelajar dan warga yang hendak berobat atau berbelanja,” kata dia kepada wartawan, Selasa 8 Juli 2025.

Selama bertahun-tahun, warga dua desa tersebut bergantung pada perahu mesin dan rakit untuk menyebrang sekitar 200 meter. Namun, padatnya gulma eceng gondok di permukaan sungai membuat laju perahu sering terhambat bahkan mogok di tengah aliran.

BACA JUGA:Berlaku Tahun Ajaran Baru, Siswa di Cianjur Mulai Belajar Pukul 06.30 WIB

BACA JUGA:DPMPTSP Cianjur Akan Buka Stand Pelayanan Khusus di Lokasi HJC ke-348

Menurut Cepi, aspirasi untuk pembangunan jembatan telah lama disuarakan. Dia berharap Gubernur Jawa Barat dan pemerintah pusat dapat memberikan perhatian serius terhadap kondisi ini.

“Ini bukan sekadar keinginan, tapi kebutuhan utama. Kami mohon agar jembatan gantung bisa segera dibangun demi keselamatan dan kesejahteraan warga,” tegasnya.

Toto (47), warga Desa Margaluyu, menambahkan, ongkos menyeberang menggunakan perahu cukup membebani, terutama bagi warga yang harus beraktivitas setiap hari ke Ciranjang, Cianjur.

“Sekali nyebrang Rp10 ribu, pulang-pergi Rp20 ribu. Kalau setiap hari, berat juga. Apalagi kalau perahu mogok karena eceng gondok,” kata Toto. 

BACA JUGA:Wacana Pemisahan Bidpora dari Disdikpora Cianjur Kembali Mengemuka

BACA JUGA:Di Cianjur, Kantor Cabang PGRI Rata-rata Numpang di Tanah Desa

Dia berharap pemerintah dapat segera mewujudkan jembatan penghubung yang dinilai lebih aman, cepat, dan efisien. 

"Kami yakin jembatan gantung akan memperlancar konektivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan," ujarnya. 

Sumber: