PWNU Jatim: Cara Terbaik Sikapi Pergantian Tahun dengan Muhasabah
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, K.H. Abdul Hakim Mahfudz. ANTARA/ HO-PWNU Jatim--
JOMBANG,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz mengungkapkan bahwa cara terbaik untuk menyikapi pergantian tahun dari 2024 ke 2025 adalah dengan muhasabah (evaluasi) sehingga ke depan diharapkan jadi lebih baik.
"Beberapa hari ke depan, kita sudah memasuki Tahun Baru 2025. Dalam pandangan agama Islam, cara terbaik menyikapi pergantian tahun, adalah bermuhasabah, melakukan introspeksi, mengevaluasi diri," katanya dalam keterangannya di Jombang, Senin 30 Desember 2024.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng ke-8 (2020-sekarang) tersebut juga mengutip Firman Allah dalam Al Qur'an Surah Al Hasr Ayat 18, yang berbunyi: Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
"Ayat di atas ditujukan untuk orang-orang beriman agar selalu mengevaluasi diri untuk bekal kehidupan yang lebih baik. Tahun 2025 dan tahun-tahun berikutnya, kita bangun masyarakat yang harmoni yakni masyarakat yang penuh kecintaan, kasih sayang, rukun, dan bersatu," katanya.
BACA JUGA:TNI AU Perkuat Pertahanan Udara IKN dengan Rudal Baru
BACA JUGA:Hamas Puji Putin Karena Kecam Israel Atas Serangan di Jalur Gaza
Gus Kikin, sapaan akrabnya mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia sudah menutup 2024 dengan suksesi kepemimpinan yang demokratis dengan memiliki presiden baru, gubernur baru, bupati dan wali kota yang baru pula, sehingga untuk ke depan harus disambut demi kebaikan.
"Karena itu, segera jauhi dan tinggalkan keburukan dan mari sambut Harlah NU pada 31 Januari 2025 serta kita masuki abad kedua NU (2026-2126) dengan optimisme untuk mengembangkan NU sebagai perekat bangsa dan negara serta pelopor perdamaian dalam kemajemukan," kata Gus Kikin yang juga Ketua Bidang Ekonomi PBNU (2022-sekarang) tersebut.
Mantan Wakil Ketua PWNU Jatim (2008-2022) yang juga pendiri BBS Group (1997-sekarang) itu berharap Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) tetap berkembang pada prinsip "al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bi jadidil ashlah" (memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil kebiasaan baru yang lebih baik).
"Prinsip itu penting, mengingat warga NU saat ini juga sudah berkembang menjadi masyarakat kelas menengah, masyarakat urban, dan banyak yang berpendidikan tinggi. Dengan prinsip itu, LTN NU Jatim tetap dapat mempublikasikan karya ulama NU dan memasyarakatkan kebijakan jam'iyah NU di era kekinian melalui konten digital dan platform digital," katanya.
Sumber: antara