HMI Cianjur Nyatakan Mosi Tidak Percaya, Desak Bupati dan Wabup Evaluasi Program MBG
massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cianjur menggelar aksi di depan Pendopo Kabupaten Cianjur, pada Jumat 17 Oktober 2025. (Foto: CIANJUR EKSPRES/Akmal Esa Nugraha)--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Puluhan massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cianjur menggelar aksi di depan Pendopo Kabupaten Cianjur, pada Jumat 17 Oktober 2025. Mereka menyampaikan mosi tidak percaya terhadap Bupati dan Wakil Bupati Cianjur, karena tidak mampu melaksanakan evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Berdasarkan pantauan Cianjur Ekspres di lapangan, massa aksi mulai tiba sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka berorasi menyuarakan tuntutan di depan gerbang Pendopo, sebelum akhirnya memblokade jalan sekitar pukul 15.08 WIB. Akibatnya, arus lalu lintas di kawasan tersebut sempat terhenti.
Setelah beberapa menit memblokade jalan, mereka kembali menuju depan gerbang Pendopo Cianjur serta menampilkan teatrikal kuburan sebagai simbolis matinya kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur terhadap kasus keracunan MBG.
Ketua Umum HMI Cianjur 2025, Ridha Nestu Adidarma, menyebut pihaknya menyampaikan empat tuntutan kepada Pemerintah Daerah. Namun, menurutnya salah satu tuntutan yang paling penting adalah banyak kejanggalan administratif dalam pelaksanaan MBG, terutama di dapur SPPG.
BACA JUGA:GMNI Desak DPRD Cianjur Pastikan Keamanan Program MBG untuk Siswa
BACA JUGA:HMI Desak Kejari Cianjur Tuntaskan Kasus Dugaan Korupsi Proyek PJU, Jangan Ragu Tetapkan Tersangka
“Kita melayangkan empat tuntutan. Tapi salah satunya yang paling penting adalah banyak dapur SPPG yang menyalahi aturan. Secara administratif, dokumen seperti SLHS, sertifikat laik air, IMB, hingga SLF tidak dipenuhi. Bagaimana bisa program ini berjalan tanpa standar itu?” ujarnya kepada Cianjur Ekspres.
Ridha menyebut lemahnya pengawasan pemerintah daerah sangat berisiko, terlebih sudah terjadi kasus keracunan makanan bergizi gratis di sejumlah wilayah Kabupaten Cianjur.
“Ada tujuh kasus dengan korban lebih dari 180 orang. Kalau tidak diawasi, bisa saja menimbulkan kejadian luar biasa, bahkan korban meninggal,” katanya.
Dalam aksinya, HMI juga menampilkan teatrikal kuburan sebagai simbol matinya kepedulian pemerintah daerah terhadap kasus keracunan MBG.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Keracunan MBG Terulang Kembali di Cianjur, 16 Siswa Jadi Korban
BACA JUGA:Pemkab Cianjur Hentikan Sementara Dua SPPG MBG
“Ini punya makna filosofis yang sangat dalam. Ini simbol keresahan kami, karena bupati dan wakil bupati tidak hadir menerima aspirasi,” ucapnya.
Selain itu, dalam aksinya Ridha juga membawa spanduk bertulisan ‘Bupati Gagal’ dan ‘Bupati Sibuk Pencitraan’. Menurutnya, hal itu tidak lepas dari kekecewaannya terhadap respons pemerintah daerah.
Sumber:
