Psikolog Tekankan Pentingnya Dialog Dengan Siswa Soal Pilihan Jurusan

Ilustrasi- sejumlah siswa siswi sedang mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. (Foto: ANTARA)--
JAKARTA,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D. menekankan pentingnya para guru dan orang tua berdialog dengan siswa mengenai pemilihan jurusan di sekolah menengah atas.
"Jadi, pada dasarnya adalah anak mempunyai kesadaran akan potensi dirinya, keinginannya, dan lain-lain, dan bukan keinginan orang tuanya atau sekolahnya," kata Novi ketika dihubungi ANTARA pada Senin 14 April 2025.
"Dialog intens dengan anak mengenai apa sebenarnya kesenangan dia, potensi dia, harapan dia, atau alasan yang membuat dia senang belajar, sehingga bisa bersama sama mencari beberapa alternatif yang mungkin bisa dicoba oleh anak kita," ia menjelaskan.
Pengamat perkembangan anak, remaja, dan pendidikan dari Fakultas Psikologi UGM itu mengemukakan perlunya para guru dan orang tua menyampaikan informasi jelas mengenai masing-masing jurusan di sekolah menengah atas (SMA) beserta opsi pendidikan lanjutannya di perguruan tinggi.
BACA JUGA:Perhatikan Kondisi Jalan Saat Pakai Aplikasi Penunjuk Arah
BACA JUGA:Kiat Atasi Kecemasan Anak Menjelang Masuk Sekolah
Orang tua dan guru dapat membantu anak mengenali studi-studi lanjutan di perguruan tinggi yang bisa dipilih berdasarkan masing-masing pilihan jurusan di SMA.
Informasi mengenai pilihan studi lanjutan bisa diakses melalui situs web perguruan tinggi dan sumber resmi lain serta testimoni alumni.
Dengan bekal pengetahuan mengenai pilihan jurusan SMA beserta studi lanjutannya, anak diharapkan memiliki gambaran mengenai opsi studi yang dapat mendukung pengembangan potensi dan bakatnya.
Dengan demikian, anak bisa menjalani proses pemilihan jurusan secara sadar sesuai dengan kebutuhan dan cita-citanya.
BACA JUGA:Agar Terhindar Dari Hipertensi Hingga Kolesterol Saat Lebaran
BACA JUGA:Saran Psikolog Bagi Perantau Yang Tak Mudik Selama Libur Lebaran
Novi juga mengingatkan bahwa penentuan jurusan yang terlalu dini dan pelabelan jurusan berpeluang menimbulkan pengotakan pola pikir yang bisa membatasi potensi pengembangan diri siswa.
Sebagai gambaran, siswa yang sebenarnya punya minat kuat untuk mempelajari bahasa dapat terdorong untuk memilih jurusan ilmu pengetahuan alam karena jurusan itu dianggap menawarkan lebih banyak peluang dan lebih bergengsi.
"Nah ini akan mengakibatkan rendahnya motivasi belajar, self esteem rendah, dan kebingungan pada pencapaian dalam diri anak," kata Novi.
Sumber: antara