Ekspose Tanaman Hias di Cianjur, Mentan: Industri Florikultura Memerlukan Dukungan Inovasi
Cianjurekspres.net - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menegaskan pemerintah mendorong ekspor komoditas unggulan sebagai sumber devisa. Di antara tanaman tanaman hortikultura yang dikembangkan secara komersial di Indonesia, tanaman florikultura memiliki potensi ekspor yang sangat tinggi. "Pada saat ini preferensi pasar internasional mulai berubah ke arah tanaman tropis. Hal ini memberi peluang bagi para pengusaha di dalam negeri, mengingat potensi pengembangan tanaman hias tropis di Indonesia sangat tinggi karena Indonesia memiliki kekayaan genetik florikultura yang terbesar di dunia," ujar Syahrul saat menghadiri kegiatan Ekspose Tanaman Hias di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI), Ciherang, Cianjur, Kamis (12/11). Syahrul menilai, pengembangan industri florikultura memerlukan dukungan inovasi secara berkelanjutan yang berupa Varietas Unggul Baru dan teknologi pendukungnya. Menurutnya, ketersediaan inovasi unggul merupakan faktor kunci dalam pengembangan subsektor florikultura. Baca Juga: Kementan Luncurkan ATM Beras untuk Warga Miskin "Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas, sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (product development) untuk peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen," katanya. Diungkapkan Syahrul, Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian menekankan pentingnya hasil penelitian memiliki nilai ilmiah tinggi yang aplikasinya memberi dampak luas serta dapat meningkatkan secara langsung pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbantan), Fadjry Jufry mengaku, mendorong pemanfaatan inovasi sebagai komponen utama peningkatan daya saing produk florikultura nasional dalam kerangka mensejahterakan petani dan mengembangkan urban farming yang modern dan mandiri. "Di tengah kondisi yang sangat kompetitif saat ini, lembaga litbang florikultura dituntut mampu menjadi penghela terwujudnya subsektor florikultura nusantara yang berdaya saing global serta mampu memberi kontribusi nyata terhadap peningkatan pendapatan petani, nilai ekspor dan mendorong berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi di daerah," ucapnya. Dijelaskannya, dalam lima tahun terakhir kegiatan riset florikultura telah menghasilkan inovasi unggulan yang dapat dikembangkan kepada para pengguna untuk mendukung pembangunan agribisnis florikultura secara berkelanjutan. "Hingga saat ini telah dihasilkan sekitar 268 VUB tanaman hias, yang terdiri atas varietas krisan, anggrek, lili, anthurium, mawar, gladiol, gerbera, tapeinochilus, zingiber, alpinia, anyelir, sedap malam, dan impatiens. Bahkan, pada tahun 2010, Balithi berhasil meraih rekor MURI sebagai Institusi pelepas varietas terbanyak dalam kurun satu tahun sebanyak 25 varietas," tandas Fadjry. "Balithi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir telah memberikan kontribusi pada industri florikultura Indonesia sebesar Rp. 311,6 M, dengan nilai RoI (Return of Investment) 2,30," imbuhnya.(itm)
Sumber: