Imbas Pandemi Covid-19, Jelang Tahun Baru Penjaja Villa di Cianjur Sepi Order
Cianjurekspres.net - Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini tidak banyak berdampak bagi para penjaja villa di kawasan wisata Cipanas. Nataru tahun ini pesanan villa sangat sepi semenjak terjadinya pandemi Covid-19. Seperti yang dialami Ramli (42) penjaja Villa asal Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Ia mengaku lagi sepi pengunjung, hal tersebut sudah berjalan pasca merebaknya penyebaran virus Korona. Dirinya mengaku sempat menerima orderan booking Villa dari tamu langganannya dari Jakarta. Namun karena kondisinya atau masa pandemi ini tak kunjung usai, maka tamu-tamu yang sempat pesan Villa pun di tunda. "Sekarang sepinya minta ampun, sebelumnya ada yang sudah pesan Villa untuk satu keluarga. Tapi gak jadi datang karena kondisinya masih pandemi Covid-19," kata Ramli dilansir dari Harian Umum Cianjur Ekspres, Minggu (27/12). Ramli mengatakan, di tahun sebelumnya atau dua minggu sebelum tahun baru mulai banyak telfon masuk yang mau order Villa untuk liburan keluarga di Cipanas. "Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, tentunya bagi kami sangat berdampak terlebih kami tidak punya pekerjaan lain selain menjajakan Villa-villa untuk keluarga," katanya. Hal senada diutarakan Penjaja Villa lainnya di Puncak Pass, Asep (45) mengatakan, sejak terjadinya pandemi Covid-19 sudah mulai sepi. Bahkan dari satu minggu pernah tidak mendapatkan uang karena tidak ada pengunjung yang datang. "Kalau lagi ramai, dalam 1 minggu bisa mendapatkan uang Rp300-Rp400 ribu, sedangkan saat ini paling maksimal Rp100 ribu. Bahkan pernah saya tidak sama sekali mendapatkan uang dalam satu minggu," paparnya. Asep mengatakan, tahun-tahun sebelumnya, jelang libur Natal dan Tahun baru bisa menghasilkan uang Rp1,5 juta. "Beda dengan tahun sebelumnya, di saat pandemi seperti sekarang ini, kadang dapat Rp100 ribu saja dalam satu minggu sudah alhamdulillah," katanya. Asep mengungkapkan, harga Villa dimulai dari Rp500 ribu hingga Rp2 juta dengan beragam fasilitas. Asep mengaku jika uang sewaan tersebut hanya mendapatkan 5 persennya saja. "Saya hanya mendapatkan 5%nya dari jumlah total diatas, dan itupun posisinya pada saat sebelum pandemi Covid-19 seperti sekarang ini," katanya. Asep mengatakan, meski dimasa sulit seperti sekarang ini tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah baik itu BPNT, UMKM, BPUM, dan juga dari BLT desa. "Bantuan dari pemerintah banyak, tapi saya juga istri saya tidak dapat. Ya, mau bagaimana," katanya. Asep berharap, pemerintah mulai dari tingkat desa hingga tingkat Kabupaten untuk melihat langsung kondisi seperti penjaja Vila.(yis/sri/hyt)
Sumber: