Punya Beragam Program Pemberdayaan Terstruktur, BRI Angkat Potensi Ekonomi di Wilayah 3T

Punya Beragam Program Pemberdayaan Terstruktur, BRI Angkat Potensi Ekonomi di Wilayah 3T

--

Ia menyebutkan salah satu contohnya, bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini sekaligus menghadirkan layanan yang dekat dengan masyarakat melalui branchless banking AgenBRILink.

Pemberdayaan ini salah satunya dapat dilihat dari kehadiran Elia, mitra AgenBRILink di Kupang. Sejak bergabung 4 tahun lalu, ia menyebut bahwa kini masyarakat sekitar tidak perlu lagi menempuh perjalanan selama 30 menit ke branch unit terdekat. 

Beragam layanan perbankan di AgenBRILink, kata Elia, bisa dipenuhi kapan saja hanya dengan mendatangi warung kelontong miliknya.

Elia pun menambah layanan dengan menjadi agen Mitra UMi sehingga dapat membantu masyarakat yang ingin mendapatkan pinjaman modal usaha seperti berdagang dan pertanian. 

Menjadi AgenBRILink selain dari sisi sosial dapat membantu masyarakat sekitar, Elia pun merasa dapat meningkatkan pendapatan. Agen BRILink Elia melayani nasabah yang datang dari 3-4 kecamatan lain.

“BRI membantu masyarakat Rote mendapatkan layanan perbankan melalui Agen BRILink, juga membantu usaha saya semakin maju,” kata Elia.

Untuk program binaan kelompok usaha, BRI pun sukses melambungkan Klaster Tenun Ikat Janur Kuning di Pulau Rote. 

Seperti diketahui, Tenun Ikat adalah warisan budaya masyarakat di sana. Klaster usaha tersebut didirikan secara resmi pada 2002 dan beranggotakan 5 orang. 

Seiring waktu berjalan bertambah pula jumlah anggotanya yang saat ini menjadi 35 orang.

Kelompok usaha itu dipimpin Monica sebagai ketua klaster yang juga merupakan nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI dengan plafon Rp25 juta. 

Klaster usaha ini membuat kain tenun ikat tradisional dengan menggunakan alat sederhana, namun menghasilkan produk yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan kesejahteraan anggota kelompok usaha.

Hasil produksi kelompok usaha ini dipasarkan tidak hanya di Pulau Rote tapi juga melalui sosial media. Sehingga pelanggan dari luar daerah seperti Jakarta, dapat membeli produknya. 

Adapun tantangan yang dihadapi oleh para pengusaha adalah harga bahan baku yang semakin mahal dan adanya keterbatasan modal. 

Dengan semakin pulihnya sektor pariwisata pasca pandemi, serta adanya pinjaman KUR dan Kupedes BRI, para anggota kelompok usaha kini mampu untuk mengembangkan usahanya.

“BRI tidak hanya memberikan saya kepercayaan berupa pinjaman modal, namun juga pelatihan yang bisa membantu ibu-ibu disini menambah penghasilan keluarga dan memperluas pemasaran tenun ikat motif Pulau Rote,” tutur Monica.

Sumber: