Pengunjung Pasar Sepi, Pedagang: Penghasilan Sekarang Hanya Cukup untuk Makan Sehari-hari

Pengunjung Pasar Sepi, Pedagang: Penghasilan Sekarang Hanya Cukup untuk Makan Sehari-hari

Cianjurekspres.net - Sejumlah pedagang di Pasar Muka Cianjur mengeluhkan penurunan omzet yang terjadi akibat menurunnya daya beli masyarakat sejak ramainya pemberitaan wabah Covid-19.

Akibatnya, beberapa bahan pangan mengalami fluktuasi harga. Kadang naik kadang turun bahkan menjelang Ramadan 2020 ini.

Salah seorang pedagang sayuran, Adep Murtazi (41), asal Karangtengah Cianjur, mengatakan, penghasilan yang ia dapat berkurang dan berbeda dari sebelumnya.

Menurutnya, pembeli atau masyarakat yang mengunjungi pasar tidak seramai sebelumnya. Kini penghasilan yang didapat pun hanya mampu untuk makanan sehari-hari saja, karena sisanya gunakan untuk modal usaha lagi.

"Kalau ditanya itu udah pasti menurun. Yang biasa dapat Rp1.5 juta perhari sekarang kadang-kadang cuma Rp400 ribu per hari. Kita kan belikan lagi buat modal usaha," katanya kepada Cianjurekspres.net, Kamis (16/4/2020).

Adep mengaku harus tetap berdagang di pasar demi memenuhi kebutuhan hidupnya juga menjamin kebutuhan bahan pangan tetap aman selama pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease).

Baginya, tidak ada istilah stay at home atau tetap berada di rumah saja di kala kondisi seperti ini. Sebab, pemerintah daerah pun memerintahkan agar semua pasar rakyat di Cianjur tetap beroperasi setiap harinya.

"Gak ada istilah di rumah aja saya mah, kalau kita para pedagang gak jualan, mau darimana orang beli kebutuhan bahan makanan? Saya juga punya keluarga yang harus dinafkahi. Jadi berdagang tetap seperti biasanya, walaupun pembeli gak seramai dulu," sebutnya.

Beberapa komiditi sayuran yang ia jual pun harganya naik-turun. Bawang putih yang biasa ia jual Rp. 50.000 per kilogram sekarang turun Rp. 45.000 per kilogram. Berbeda dengan bawang merah yang mengalami kenaikan dari Rp. 50.000 per kilogram.

"Saya kan pasokannya dari Pasar Induk Cianjur. Jadi gimana harga disana. Kemarin bawang merah naik dari biasanya, kalau bawang putih justru turun," imbuhnya.

Hal senada dilontarkan Pepen Primah (45), pedagang asal Maleber, Cianjur. Ia mengaku harga bahan pangan yang ia pasok dari Pasar Induk Cianjur fluktuatif dan tidak menentu.

"Kemarin kol atau kubis yang naik, sekarang juga bawang merah malah lebih mahal dari bawang putih dan itu ga tentu harganya. Cabai juga sekarang udah turun jadi 35 ribu per kilogram, sebelumnya 40 ribu per kilogram," terangnya.

Diakui Pepen, ia tetap tidak pantang menyerah jika pembeli di Ramadan tahun ini tidak akan seramai sebelumnya.

Ia menyebut, teman sesama pedagang di kota lain sudah menerapkan pasar online. Artinya, pemasaran dilakukan secara online. Namun, baginya langkah tersebut tidak akan terlalu berpengaruh mengingat banyak sekali pesaing antar pedagang bahan pangan di Cianjur.

"Di kota lain sudah dipasarkan secara online kan, contoh teman saya yang dagang di pasar di Jakarta itu. Tapi kalau seandainya berlaku juga di Cianjur, tidak akan berpengaruh ke pedagang, kecuali pesaingnya sedikit dan sarananya disediakan pemerintah," tuturnya.

Di lain pihak, Kepala UPTD Pasar Induk Cianjur, Tri Wibowo membenarkan adanya fluktuasi harga secara signifikan. Ia pun sempat menerima keluhan beberapa pedagang yang sudah mulai sepi pembeli.

"Harga bapokting (bahan pokok penting) terus kita update setiap hari. Memang harganya fluktuatif. Ini mungkin juga karena daya beli masyarakat ke pasar sudah menurun,"jelasnya.

Ia pun berkoordinasi dengan Dinas Koperasi UMKM, Perdagangan dan Perindustrian untuk terus memantau harga sembako dan bahan pangan lainnya agar tidak terjadi penimbunan harga menjelang Ramadan.

"Kami pastikan tidak akan ada penimbunan harga di bulan puasa, sembako aman tersedia sampai hari raya," pungkasnya.(Rida R Azizah/**)

Sumber: