JAKARTA,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Pakar kepemiluan dari Universitas Indonesia Titi Anggraini memberikan masukan agar penyelenggaraan pemilihan umum di tanah air menganut sistem pemilu campuran (mixed system).
"Sistem pemilu yang bisa jadi opsi adalah sejatinya sistem pemilu campuran supaya kita tidak lagi berdebat soal proporsional terbuka (atau) proporsional tertutup, padahal variasi sistem pemilu dunia itu ada 400 lebih," kata Titi. Hal itu disampaikan Titi saat rapat dengar pendapat umum Komisi II DPR RI bersama sejumlah pakar dengan agenda mendengarkan masukan terkait evaluasi Pilkada Serentak 2024 hingga penataan sistem pemilu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 26 Februari 2025. Ia menjelaskan sistem pemilu campuran memberikan porsi pada kedaulatan rakyat untuk memilih langsung calonnya, sekaligus menjaga peran partai politik sebagai peserta pemilu untuk mempromosikan kader-kadernya. BACA JUGA:TNI Bangun Kerja Sama Bidang Pertahanan Dengan Militer Rusia BACA JUGA:Dedi Ajak Ganti Karangan Bunga jadi Benih Padi Sebagai Ucapan Selamat Sistem pemilu campuran mengombinasikan antara sistem distrik berwakil tunggal (first past the post/FPTP) atau "satu daerah pemilihan (dapil), satu calon legislatif (caleg)" dengan sistem proporsional daftar tertutup (closed-list proportional representation/CLPR). "Bagi masyarakat mereka bisa memilih langsung calegnya lewat sistem pemilu yang berwakil tunggal (first past the post) atau mayoritarian, tetapi juga partai bisa menempatkan kader-kadernya melalui sistem proporsional tertutup untuk mempromosikan kader struktural dan elite yang memang berkontribusi untuk penguatan partai," tuturnya. Dia mengatakan bahwa sistem pemilu campuran dianut sejumlah negara yang memiliki indeks demokrasi sangat baik, seperti Jerman, Korea Selatan, dan Jepang. "Termasuk negara tetangga kita Thailand pun menerapkan sistem pemilu campuran," ucapnya. BACA JUGA:Prabowo Lantik Serentak 961 Kepala Daerah di Istana Kepresidenan BACA JUGA:Wapres Apresiasi Kinerja Kepala BPOM Sukseskan Asta Cita Selain agar diterapkannya sistem pemilu campuran, Titi lantas menyampaikan sejumlah masukan lainnya guna perbaikan sistem pemilu di tanah air ke depannya, di antaranya pengaturan pilkada dan pemilu terkodifikasi dalam satu naskah undang-undang guna menjamin koherensi, konsistensi, dan sinkronisasi. "Yang materi muatannya mengatur pemilu legislatif, pemilu presiden, pilkada, dan penyelenggara pemilu dalam satu naskah undang-undang, yaitu Undang-Undang tentang Pemilihan Umum," ujarnya. Titi juga memberikan masukan agar pemerintah membuat dua tipe keserentakan pemilu, yakni pemilu serentak nasional dan pemilu serentak lokal. Dia menilai dengan membuat dua tipe keserentakan pemilu maka dapat mengurai beban dari penyelenggara pemilu, membuat fokus kontestan, serta konsentrasi pemilih menjadi lebih terfokus. BACA JUGA:Fraksi PKS Cianjur Tegaskan Pentingnya Peran Pemerintah Desa dalam Pencapaian Target UHC BACA JUGA:Ikuti Inpres, Gubernur Terpilih Jabar Pangkas Belanja Tak Penting "Pemilu serentak nasional memilih DPR, DPD, dan presiden, dan ini diusulkan dimulai pada 2029. Lalu, kemudian pemilu serentak lokal untuk memilih DPR, DPD, dan kepala daerah secara bersamaan dimulai pada 2031. Baru kemudian pada 2032, serentak seleksi penyelenggara pemilu dilakukan," katanya.Pakar Beri Masukan Agar Indonesia Terapkan Sistem Pemilu Campuran
Rabu 26-02-2025,20:30 WIB
Editor : Dede Sandi Mulyadi
Kategori :
Terkait
Rabu 26-02-2025,20:30 WIB
Pakar Beri Masukan Agar Indonesia Terapkan Sistem Pemilu Campuran
Selasa 25-02-2025,10:50 WIB
Partisipasi Pemilih di Pilkada Cianjur Menurun, KPU Lakukan Evaluasi
Minggu 16-02-2025,17:13 WIB
Analis Politik UI : Kedepan Polarisasi Parpol Tak Jauh Berbeda
Senin 03-02-2025,21:30 WIB
Gerindra Undang Megawati Hingga Jokowi Hadiri HUT pada 15 Februari
Kamis 09-01-2025,17:00 WIB
Pakar Nilai Penting Putusan MK yang Atur Pelarangan Kampanye dengan AI
Terpopuler
Rabu 26-02-2025,07:00 WIB
Ajarkan Anak Berpuasa Dengan Cara Menyenangkan
Rabu 26-02-2025,08:00 WIB
Kemenperin Bidik Lima Negara Jadi Pasar Ekspor Fesyen Muslim
Rabu 26-02-2025,17:11 WIB
Jelang Ramadan, Harga Daging Sapi di Pasar Muka Cianjur Tembus Rp150 Ribu Per Kilogram
Rabu 26-02-2025,16:49 WIB
Sambut Ramadan, Santri dan Pelajar Pesantren Nailulmuna Cianjur Bersihkan Masjid
Rabu 26-02-2025,20:12 WIB
Sambut Ramadan, Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Gelar Papajar
Terkini
Rabu 26-02-2025,20:30 WIB
Pakar Beri Masukan Agar Indonesia Terapkan Sistem Pemilu Campuran
Rabu 26-02-2025,20:12 WIB
Sambut Ramadan, Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Gelar Papajar
Rabu 26-02-2025,20:00 WIB
Persib Bandung Menghormati Keputusan PSSI Undur Liga 1 Putri
Rabu 26-02-2025,19:09 WIB
Ibu Menyusui Dapat Berpuasa Asalkan Kondisi Sehat dan Cairan Terpenuhi
Rabu 26-02-2025,18:51 WIB