Tiga pilar utama menjadi fokus Indonesia dalam Presidensi Indonesia di G20 2022, yaitu: Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Digital, dan Transisi Energi Berkelanjutan.
Melalui pilar-pilar ini, Indonesia akan terus memimpin upaya mewujudkan akses vaksin COVID-19 yang merata, serta mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif melalui partisipasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta ekonomi digital.
“Sejalan dengan kepemimpinan Indonesia dalam mewujudkan upaya bersama di tingkat global untuk “Recover Together, Recover Stronger” (pulih bersama, dan pulih lebih kuat) melalui Presidensi G20, kami juga percaya akan pentingnya perusahaan-perusahaan BUMN memimpin melalui langkah nyata kami, yang diwujudkan dalam berbagai inisiatif strategis dan transformasi berskala besar yang dapat memberikan dampak global," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir.
Erick meyakini bahwa dunia tidak hanya akan melihat Indonesia mampu memberikan kontribusi jangka panjang pada tata kelola dunia dan agenda keberlanjutan melalui Presidensi G20, tetapi juga melihat peranan kunci perusahaan-perusahaan BUMN sebagai bagian dari upaya bersama memajukan perubahan dan kolaborasi di tingkat global.
Senada dengan Menteri BUMN, Honesti menyampaikan bahwa kontribusi Bio Farma dalam menyediakan vaksin polio telah sejalan dengan salah satu isu prioritas yang akan dibahas dalam Presidensi G20, yaitu pembangunan kesehatan global, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, 15-16 November 2022 di Bali.
Melalui momentum Presidensi G20, Indonesia juga menunjukkan keberhasilannya dalam mengendalikan pandemi Covid-19 terutama di sektor kesehatan dan perekonomian, khususnya vaksinasi. PT Bio Farma menjadi salah satu garda terdepan dalam kegiatan vaksinasi di Tanah Air.
Sementara itu, salah satu capaian Presidensi G20 di sektor kesehatan adalah kesepakatan pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF), yang telah mengumpulkan dana sebesar US$ 1,4 miliar untuk pencegahan pandemi pada masa yang akan datang.
Sebelumnya, dunia bersiap untuk menuju bebas polio sambil menunggu kondisi penanganan penyakit polio di 2 negara (Afganistan dan Pakistan). Di tengah masa penantian itu, justru penyakit polio kembali mewabah (outbreak), khususnya di wilayah Afrika dan kawasan Timur Tengah.
Baru-baru ini, Otoritas Kesehatan di Amerika Serikat mengidentifikasi temuan virus polio untuk pertama kalinya di sampel air limbah New York City, AS. Temuan virus polio tersebut diketahui memiliki strain yang berbeda dari sebelumnya.
Oleh sebab itu, vaksin nOPV2 menjadi salah satu cara untuk mencegah perluasan wabah tersebut.
Bio Farma kini telah menunjukkan kemampuannya dalam memproduksi vaksin di level global.
Kemampuan itu terus tumbuh sejak alih teknologi produksi vaksin dari Jepang, melalui JPRI (Japan Polio Research Institute) pada dekade tahun 90-an.
Kini, selain vaksin nOPV2 yang sudah mendapatkan EUA dari BPOM dan EUL dari WHO, Bio Farma siap memproduksi vaksin Covid-19, IndoVac setelah memperoleh izin penggunaan dalam kondisi darurat dari BPOM.
Pada saat yang sama Bio Farma juga mengajukan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan EUL ke WHO agar Indovac dapat berkontribusi untuk penanganan pandemi Covid-19 di level global, seperti halnya yang telah dilakukan untuk mengatasi wabah polio.