CIANJUR, CIANJUR EKSPRES - Wakil Bupati (Wabup) Cianjur, Tb.Mulyana Syahrudin menyebutkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Cianjur saat ini ada diurutan ke-27, di bawah Kota dan Kabupaten yang ada di Jawa Barat. Indikator IPM itu yakni Kesehatan, Daya Beli dan Pendidikan.
Menurut Tb Mulyana, rendahnya IPM tersebut ada beberapa indikator pendidikan ada item rata-rata lama sekolah.
BACA JUGA:Tegas! Bharada E Bersaksi Ferdy Sambo Ikut Menembak Brigadir J
"Tahun 2020 rata-rata lama sekolah di Cianjur 6,9. Di tahun 2022 ada kenaikan menjadi 7,28 rata-rata lama sekolah. Hasil survei BPS, IPM Cianjur masih urutan paling bawah di Jawa Barat," katanya.
Dikatakannya, jika dirata-ratakan se-Cianjur baru masuk 402 se- tingkat SMP, itupun masih banyak siswa-siswi masa belajarnya sebelum kenaikan kelas keburu pindah ke pesantren. Intinya, mereka sama belajar tetapi secara formal mereka tidak memiliki ijazah formal.
BACA JUGA:5 Kebiasaan Wanita yang Sepele Tapi Berbahaya, No 3 Wajib Dihindari
Oleh karena itu, solusi yang diupayakan pemerintah Cianjur untuk sektor pendidikan guna mendongkrak peningkatan IPM Cianjur diselenggarakannya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di pesantren-pesantren.
Ditambahkannya, andai di pesantren para santri yang belum memiliki ijazah formal baik tingkat SD, bisa ikut kejar paket A, tingkat SMP kejar paket B dan tingkat SMA bisa ikut kejar paket C di PKBM, hal itu untuk memperoleh ijazah formal.
BACA JUGA:Sempat Mengamuk, Nikita Mirzani Resmi Ditahan: Siapa Dito Mahendra?
"Ada solusi yang diupayakan Pemkab Cianjur diantaranya dengan mengikuti PKBM," katanya.
Kemudian, kalau PKBM jaraknya jauh bisa diselenggarakan di pesantren. Dan jika tidak ada PKBM, silahkan ajukan ke desa atau kecamatan supaya bisa diajukan ke Dinas Pendidikan.
"Jadi seimbang, ilmu agamanya maju, pendidikan formalnya pun maju. Ke depannya, para santri bisa jadi guru ngaji bisa memasuki formasi-formasi yang berdasi," pungkasnya.