Pendidikan Bermutu Meningkatkan Daya Saing
Rizki Putra Dewantoro, M.Si.(Foto:Dok/Pribadi) --
Sigi lainnya seperti hasil survei PISA (Programme for International Student Assessment) 2022 menunjukkan bahwa tingkat literasi siswa Indonesia berada di peringkat 39 dari 41 negara peserta. Meskipun secara peringkat Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ironisnya skor literasi yang diperoleh justru mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa perbaikan posisi bukan semata hasil dari peningkatan kualitas, melainkan kemungkinan dipengaruhi oleh penurunan performa negara lain.
Fakta ini menjadi alarm penting bahwa tantangan utama pendidikan Indonesia bukan hanya bersaing di kancah global, tetapi juga memastikan adanya peningkatan substansi pembelajaran secara nyata.
Tidak hanya dari sisi capaian akademik, persoalan integritas juga menjadi perhatian serius. Berdasarkan temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2025, nilai indeks integritas sektor pendidikan Indonesia tahun 2024 berada di angka 69,50. Nilai ini menempatkan sektor pendidikan pada level “Korektif”, yang berarti masih banyak catatan perbaikan yang perlu dilakukan, terutama dalam hal tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas di lingkungan pendidikan.
Dua temuan ini mencerminkan kondisi pendidikan Indonesia yang masih menghadapi tantangan ganda: peningkatan mutu dan penguatan integritas. Kemajuan di atas kertas belum tentu mencerminkan kemajuan substansial.
Pendidikan adalah tanggung bersama antara pemerintah pusat dan daerah serta seluruh stakeholder pendidikan. Karena itu, kerjasama lintas sektor baik tingkat Kementerian, Pemerintah Daerah baik Provinsi, Kabupaten/Kota termasuk di Cianjur hingga Tingkat Desa dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua merupakan sebuah keharusan.(*)
OLEH:
Rizki Putra Dewantoro, M.Si,
Mantan Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Cianjur
Sumber:
