Tiga Bersaudara di Cianjur Alami Gangguan Jiwa, Warga Harap Dirawat di RSJ
Rizki Nurpalah (depan), dan Ai Yulianti (belakang), yang mengalami gangguan jiwa duduk diam di dalam rumah mereka di Kampung Sabandar Kidul, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jumat (5/9/2025).(Foto: CIANJUR EKSPRES/Akmal Esa Nugrah--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Warga Kampung Sabandar Kidul RT 01 RW 03, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, hidup dalam keprihatinan. Tiga anggota keluarga di wilayah itu mengalami gangguan jiwa sejak beberapa tahun terakhir, sementara keterbatasan ekonomi membuat mereka belum bisa mendapatkan perawatan maksimal.
Yana Mulyana (47), tetangga korban, menceritakan awal mula gangguan jiwa di keluarga tersebut berawal dari Ai Yulianti (40) yang mengalami depresi setelah bercerai dengan suaminya beberapa tahun lalu.
“Pertama-tama sih dulunya normal. Cuma setelah pisah sama suaminya kurang lebih tujuh tahun lalu, setelah itu, sekitar enam bulan kemudian, mentalnya mulai terganggu,” ujar Yana saat ditemui di lokasi oleh Cianjur Ekspres pada Jumat 5 September 2025.
Yana mengatakan, ada satu kejadian lama yang masih dia ingat, ketika Ai tiba-tiba marah-marah kepada tetangganya karena melihat suami orang lain seperti mantan suaminya.
BACA JUGA:Puluhan Warga Kecamatan Cugenang Cianjur Alami Gangguan Jiwa, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Program Dawala Disdukcapil Cianjur Sambangi Yayasan Rumah Pulih Jiwa
“Pernah suatu waktu Bu Ai marah-marah, katanya itu suami saya kenapa sama kamu? ya sempet heboh gitu lah. Padahal itu suami tetangga, tapi itu sudah lama sekali. Setelah itu tidak pernah membuat rusuh,” katanya.
Tak hanya Ai, lanjut Yana, dua adiknya yakni Asep Saepuloh (38) dan Rizki Nurpalah (33), juga kemudian mengalami kondisi serupa. Sementara satu adik lainnya, Sandi Pauji (34), yang sempat membaik, meninggal dunia 10 hari yang lalu.
“Kalau tidak salah ada 7 orang di rumah itu terdiri dari anak-anak bu Ai dan adik-adiknya. Sekarang ada tiga orang di rumah itu yang terganggu mentalnya. Sementara anak-anak Bu Ai alhamdulillah sehat normal,” kata Yana.
Menurutnya, Ai Yulianti terlihat suka berbicara sendiri atau mengumpulkan barang-barang busuk dan bekas dari pasar.
BACA JUGA:Ratusan Ribu Jiwa akan Didaftarkan Jadi Peserta BPJS
“Masyarakat juga tidak pernah membully, justru kasihan. Terkadang saya suka lihat bu Ai nongkrong di depan gitu, terus ke pasar pulang-pulang bawa buah busuk, sayur busuk, dan sampah dari pasar,” ujarnya.
Yana menuturkan, pihak RT, desa, hingga Puskesmas setempat sebenarnya sudah beberapa kali turun memberikan pemeriksaan dan bantuan seadanya. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut berupa perawatan di rumah sakit jiwa.
Sumber:
