BMKG: Gempa Cianjur Berasal dari Patahan Cugenang

BMKG: Gempa Cianjur Berasal dari Patahan Cugenang

BMKG Gempa Cianjur Berasal dari Patahan Cugenang-Potongan layar Patahan Cugenang-

CIANJUR, CIANJUREKSPRES - Gempa bumi magnitudo 5,6 yang menguncang Cianjur diduga dipicu dari patahan aktif Cugenang. Berdasarkan hasil pantauan udara dan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Rabu (7/12), patahan tersebut membentang sepanjang 8 hingga 9 kilometer. 

BACA JUGA:Diduga Panik, Satu Orang Warga Cianjur Meninggal Dunia Pascagempa Sukabumi

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, memperlihatkan lokasi patahan pada sesi konferensi pers di kanal YouTube BMKG, Patahan Cugenang membentang dari Kecamatan Cugenang ke Kecamatan Cianjur melewati Desa Ciherang, Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Benjot, Cibulakan hingga Desa Nagrak.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Stimulan Tahap 1 Bagi Korban Gempa Cianjur, Ini Contoh Rumah Anti Gempa

"Jalur patahan aktif yang mengakibatkan gempa cianjur baru saja kita temukan dan zonanya dari mana sampai kemana, desa-desa mana saja yang dilewati itu sudah bisa terpetakan," Dwikorita. 

BACA JUGA:Nilai Bantuan Ditambah, Jokowi ke Korban Gempa Cianjur: Dipakai Perbaikan, Jangan Menjadi Sepeda Motor

Menurutnya, hasil analisis ini sudah disampaikan sebagai rekomendasi ke pemerintah daerah untuk dijadikan sebagai zona yang harus dikosongkan untuk permukiman, tetapi bisa dimanfaatkan untuk kepentingan yang lain selain hunian atau bangunan rumah-rumah.

BACA JUGA:Wabup Cianjur Nyetir Sendiri Mobil Antar Logistik Bagi Korban Gempa

"Bisa dimanfaatkan, tapi mohon rumah-rumah tidak dibangun di zona tersebut panjangnya sekitar 8-9 kilometer lebarnya sekitar 300 hingga 500 meter," jelas Dwikorita. 

 

"Tadi (kemarin, red) sudah dihitung berapa rumah yang harus dipindahkan oleh Dirjen PUPR bersama dengan BNPB dan pemda, sehingga kami mohon jalur-jalur patahan ke depan benar-benar dijadikan dasar untuk tata ruang menjadi zona terbuka atau konservasi," tambahnya.

 

Agar, lanjut Dwikorita, ke depan bisa dilakukan mitigasi sehingga tidak terjadi rumah-rumah runtuh. "Dan insyaAllah tidak terjadi korban jiwa bila kita patuh untuk menghindari bangunan pada zona tersebut," katanya.  

 

Sumber: