Imbas Cuaca Ekstrem, Tanaman Cabai di Pacet Cianjur Terserang Antraknose

Imbas Cuaca Ekstrem, Tanaman Cabai di Pacet Cianjur Terserang Antraknose

TAK MAKSIMAL: H Suhendar, petani cabai rawit asal Kampung Pasircina Desa Cipendawa Kecamatan Pacet tengah memperlihatkan tanaman cabai yang terserang virus.(Ayi Sopiandi/Cianjur Ekspres)--

CIANJUR, CIANJUR EKSPRES - Cuaca ekstrem seperti hujan yang disertai angin ditambah lagi kabut tebal, membuat tanaman atau kebun cabai rawit yang ada di Kampung Pasircina, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet diserang virus Antraknose

H Suhendar (43), petani cabai asal Kampung Pasircina, mengatakan, tanaman cabai rawit seluas kurang lebih 10 hektare miliknya mengalami kerusakan. Menurut dia hal itu terjadi karena cuaca ekstrem. 

BACA JUGA:25.000 Keluarga Sudah Terima Dana Stimulan Perbaikan Rumah Rusak Akibat Gempa di Cianjur

"Yang menjadikan cabai rusak seperti hitam, dan ada jamur putih bahkan sampai mengering, karena diserang virus Antraknose, atau terlalu lembab," kata Suhendar, saat ditemui di lokasi kebun Cabai rawit di Pasircina, Rabu (4/1). 

Dia mengatakan, cabai yang sudah terkena virus antraknose akan berjatuhan dengan sendirinya. "Mau bagaimana lagi, memang kondisi cuaca saat ini lagi ekstrem," katanya. 

Suhendar mengatakan, jika tanaman tersebut mulus tidak terkena virus dalam satu pohonnya rata-rata bisa menghasilkan kurang lebih 2,5 kilogram.  "Berhubung ada serangan virus Antraknose, maka panen pun anjlok hingga 50 persen. Atau yang bisanya bisa panen 5 kuintal sekarang dapat 2 kuintal saja alhamdulillah," ujarnya. 

BACA JUGA:Kementerian PUPR Targetkan 200 Rumah Relokasi Korban Gempa di Cianjur Selesai Akhir Bulan Ini

Senada, Pepen (55), petani cabai lainnya mengatakan, bahwa di saat musim angin dan hujan seperti sekarang ini memang tidak bisa diandalkan untuk menanam cabai. "Musim ini saya sama sekali tidak menanam cabai lagi, karena cuaca dari pertengahan Desember hingga awal tahun cuaca pasti ekstrem," jelasnya.

Sumber: