BNPB Sebut Penanganan Bencana Gempa Bumi di Cianjur Sudah On The Track

BNPB Sebut Penanganan Bencana Gempa Bumi di Cianjur Sudah On The Track

Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto saat menghadiri rapat percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah terdampak bencana gempa bumi Cianjur di Universitas Putra Indonesia (UNPI), Kamis (19/1).--

CIANJUR, CIANJUREKSPRES - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur yang berjalan hampir dua bulan sudah on the track seiring status tanggap darurat yang sudah selesai dan masyarakat secara umum juga sudah tertangani.

"Walaupun masih ada yang tinggal di pengungsian, namun itu yang terjadi di setiap daerah bencana," ujar Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto usai menghadiri rapat percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah terdampak bencana gempa bumi Cianjur di Universitas Putra Indonesia (UNPI), Kamis (19/1).  

BACA JUGA:Golkar Cianjur: RK Mumpuni untuk Menarik Banyak Suara

Menurutnya, sekarang yang fokus memang upaya membangun kembali dan tidak bisa dilaksanakan secara langsung karena struktur bangunan di Kabupaten Cianjur yang rusak bangunan-bangunan permanen. 

"Sehingga yang harus dikerjakan adalah pembersihan puing-puing. Pembersihan puing-puing ini sudah berhasil membersihkan 2.500 rumah lebih," kata Suharyanto. 

"Supaya ini bisa bekerja lebih cepat makanya paralel, tidak menunggu sampai semuanya bersih. tetapi yang sudah bersih ini mulai dibangun untuk rumah-rumah masyarakat," sambungnya.

BACA JUGA:Kang Emil Resmikan Situ Gede Bogor, Tampilannya Makin Glowing dan Eksotis

Khusus rumah masyarakat, jelas Suharyanto, ada tiga skema yang diterapkan sesuai anggaran yang diberikan oleh pemerintah, dimana rumah rusak berat Rp60 juta, rusak sedang Rp30 juta dan rusak ringan Rp15 juta. 

"Tentu saja yang rusak ringan dengan sedang, dibangun oleh masyarakat sendiri. Kemudian untuk yang rusak berat itu bisa dibangun oleh masyarakat sendiri. Kalau dia punya kemampuan, mungkin masyarakat ini punya tabungan, orangnya mampu, uang Rp60 juta hanya sebagai stimulan nambah-nambah saja, tetapi sebetulnya dia ingin membangun rumah yang lebih bagus boleh, tapi itu pun didampingi oleh tim teknis dari Kementerian PUPR agar rumah yang dibangun oleh sendiri itu meskipun dari luar bagus, tetapi secara struktur juga tahan gempa," paparnya. 

"Nah, yang tidak punya sama sekali, dia tinggal mendaftar ada namanya pihak ketiga, aplikator pembangun rumah tahan gempa yang sudah teruji di daerah-daerah bencana yang lain," kata Suharyanto menambahkan. 

BACA JUGA:Dukung Polri Sikat Kejahatan Perbankan, BRI Proaktif Ungkap Pelaku Pembuat dan Penyebar APK Palsu

Dirinya mengatakan, pengalaman menunjukkan studinya pembangunan satu rumah maksimal 20 hari sudah selesai. 

"Begitu masyarakat yang gak punya apa-apa, daftar saja ke aplikator. Gak usah mikir tabungannya itu, nanti begitu rumahnya sudah dapat, sudah dikasih kunci, baru uang yang dari pemerintah dibayarkan ke aplikator," tegas Suharyanto.

Sumber: