Dolar AS Sentuh Rp16.000, Pemkab Cianjur Harus Lakukan Langkah Antisipasi Tangani Inflasi
Pengamat Ekonomi Universitas Putra Indonesia (UNPI) Cianjur, Irfan Sophan Himawan. --
CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID,CIANJUR - Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan hingga menyentuh Rp16.000 per Dolar AS.
Pengamat Ekonomi Universitas Putra Indonesia (UNPI) Cianjur, Irfan Sophan Himawan, mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah dan kebaikan Dolar AS ini tentu akan berpengaruh terhadap beberapa hal. Seperti pada aset kredit berupa kredit korporasi atau kredit komersial yang berbasis Valas dengan nilai yang besar.
"Tentu hal ini harus diantisipasi, jangan sampai Non Performing Loan (NPL) menjadi tinggi melebihi ambang batas maksimal," katanya dalam keterangan tertulisnya kepada Cianjur Ekspres, Jumat 19 April 2024.
Dampak lainnya, jelas Irfan, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap strategi investasi yang dilakukan oleh masyarakat, karena beberapa instrument investasi sangat ditentukan oleh Kurs Rupiah.
Kemudian, dampak dari Kenaikan USD ini, berdampak negatif juga pada kinerja pelaku usaha yang bergantung pada bahan baku impor.
BACA JUGA:Pemprov Jabar Targetkan 11 Juta Ton Gabah Kering Giling Tahun Ini
"Kita tahu di Cianjur banyak Perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) yang bahan bakunya sebagian Impor. Barang impor ini akan menjadi lebih mahal, bahkan bisa melampaui ekspor nasional," kata Ketua Lembaga Penjaminan Mutu UNPI Cianjur tersebut.
Tetapi di sisi lain, Irfan, mengatakan, pelaku usaha yang dominan pada ekspor justru berpeluang mendapatkan manfaat dari pelemahan Kurs Rupiah ini. Misalnya bagi ekspor barang manufaktur.
"Hanya, di tengah pelemahan ekonomi dunia ini, kemungkinan kinerja ekspor juga masih akan menghadapi tantangan yang cukup berat," katanya.
Dia mengungkapkan, sejumlah sektor akan terdampak kenaikan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah. Diantaranya, sektor perbankan termasuk yang terdampak atas Kenaikan Dollar AS ini. Lalu dari sisi portfolio aset korporasi terutama yang terkait perdagangan internasional, baik ekspor atau impor akan terpengaruh pada rantai pasokan dan distribusi/logistik.
BACA JUGA:PT Pegadaian Ajak Masyarakat Investasikan Sisa THR Lebaran
"Kemudian, sisi aset dan liabilitas valuta asing (valas) akan terpengaruh karena melemahnya rupiah terhadap dolar. Bahkan, sektor pangan juga terdampak. Seperti dalam hal pembelian beras impor sebagai cadangan dalam negeri. Beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, sehingga berapapun harganya, ketersediaan beras tetap menjadi fokus utama pemerintah, sementara harga beras dunia yang saat ini tengah melonjak," tutur Irfan.
"Juga terdapatnya relaksasi harga produk lain yang memang dari luar harganya sudah tinggi, seperti gula. Dengan adanya pelarangan dari India misalnya, gula dan termasuk beras, yang juga sangat mempengaruhi harga dunia," imbuhnya.
Selanjutnya, pada Sisi Retail, akan terpengaruh karena nasabah perorangan akan mulai mempertimbangkan investasi yang aman dalam jangka panjang (long term investment).
Sumber: