Persiapan Moral Sebelum Menikah Agar Tidak Ada Ghosting dan KDRT

Persiapan Moral Sebelum Menikah Agar Tidak Ada Ghosting dan KDRT

Ilustrasi - pertukaran cincin pernikahan. (freepik)--

JAKARTA,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim M.Psi mengatakan perlunya mempersiapkan moral sebelum menikah agar tidak rumah tangga harmonis dan tidak ada ghosting atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

“Manusia memiliki moral sebenarnya bisa membedakan baik dan buruk ternyata Allah memberikan itu pada manusia cuman tidak terstimulasi dengan baik,” kata psikolog yang disapa Romi ini kepada ANTARA, Selasa 18 Februari 2025.

Ia mengatakan moral perlu dilatih secara keseluruhan mulai dari melatih empati, kemampuan memahami orang lain, self control dan dilatih nurani dan kesadarannya.

Orang yang tidak memiliki self control juga akan kekurangan kepercayaan diri sehingga tidak bisa mengungkapkan perasaan dan juga minim empati pada pasangan, ujarnya.

BACA JUGA:Katun Bordir Bolong Jadi Tren Yang Paling Dicari Untuk Lebaran

BACA JUGA:Dokter Sebut Pemenuhan Gizi Berperan Cegah Penyakit Kronis

 

 

Calon pasangan juga perlu melihat apakah pasangannya memiliki kebaikan atau kindness, rasa menghormati atau respect, toleransi dan adil (fairness) dalam dirinya. Karena dari sifat ini nantinya akan terbentuk seseorang yang baik moralnya dan bisa membangun keluarga yang harmonis.

“Sehingga dia dalam keluarga juga dia akan mempertahankan untuk bisa membedakan baik dan buruk bila dia bertindak, lalu kemudian juga dari sisi mental dan kepribadian dia juga harus memiliki kesiapan dalam hal itu,” katanya.

Selain memiliki moral, perlu juga dipersiapkan keterampilan untuk bisa bertahan jika ada masalah dan bagaimana mengatasinya dalam kehidupan berumah tangga.

Romi mengatakan perlu ada keahlian dalam menganalisis masalah dan dicari titik temu dari dua perbedaan. Pasangan harus berjuang menghadapi masalah dan bukan menghindar yang akhirnya membuat perilaku ghosting kepada pasangannya.

BACA JUGA:Guru Besar UI: Obesitas Penyebab Utama Munculnya Berbagai Penyakit

BACA JUGA:Keseringan Tonton Video Pendek Turunkan Minat Anak Belajar

 

Di sini juga perlu kemampuan berkomunikasi yang baik dan belajar mengungkapkan perasaan dengan benar dan asertif, yang artinya menyatakan perasaan atau keinginan tanpa menyakiti orang lain.

Komunikasi yang agresif, kata Romi, akan menjadi pemicu dasar-dasar KDRT seperti membentak, memaki, memukul, dan juga akan timbul komunikasi submisif yang menyindir serta menyinggung perasaan.

Ia juga mengatakan perlunya untuk mengenal pribadi masing-masing calon pasangan agar tidak kaget beradaptasi saat memulai rumah tangga.

“Adaptasi itu mencari titik tengah, harapan yang satu dengan harapan yang lain dicari titik tengahnya, jangan sampai hal itu tidak bisa dilakukan sehingga timbulnya satu masalah konflik dalam kehidupan rumah tangga yang berkelanjutan,” katanya.

Sumber: antara