Redea Institute Ajak Orang Tua Jaga Kesehatan Mental Anak Dari Rumah

Suasana dari zoom virtual meeting yang digelar Redea Institute bersama psikolog asal Amerika Serikat, Rebecca Branstetter yang diikuti orang tua murid sekolah High Scoop Indonesia. (ANTARA/HO-Redea Institute)--
JAKARTA,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Redea Institute, yang menaungi jaringan Sekolah HighScope Indonesia, mengajak seluruh orang tua untuk menjaga kesehatan anak yang dimulai dari lingkungan rumah.
"Anak-anak tidak tahu bagaimana menghadapi perasaan besar mereka. Jadi, ketika anda melihat anak bertindak atau menutup diri, itu adalah petunjuk bahwa mereka masih dalam mode ‘lawan atau lari’. Mereka mengalami reaksi stres dan tugas kita untuk tidak ikut dalam kekacauan, dan membawa ketenangan," kata psikolog berlisensi dan doktor dari Universitas of California Berkeley, Amerika Serikat, Rebecca Branstetter, Ph.D., dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu 15 Maret 2025.
Dalam rangkaian workshop yang digelar secara daring pada Rabu (26/2) hingga Rabu (14/3), Branstetter yang diundang sebagai pembicara mengatakan sangat penting bagi orang tua untuk bersikap tenang, menurunkan emosi dan mengubah momen-momen emosional bagi anak menjadi sebuah kesempatan untuk belajar.
Kebiasaan tersebut bisa dipelajari dengan menjadi lebih mandiri, tekun dalam belajar serta mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan produktif.
BACA JUGA:Menjaga Pola Makan Sehat Selama Puasa Agar Tubuh Tetap Bugar
BACA JUGA:Psikolog Bagikan Tips Jaga Kesehatan Mental Selama Ramadhan
"Sebagai orang tua, pinjamkan lobus frontal anda kepada anak, jangan jadikan lobus frontal anak. Artinya, anda melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, ajukan pertanyaan kepada mereka, jangan hanya memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan dan buat setiap keputusan untuk mereka," ujarnya.
Pada workshop hari terakhir, Branstetter juga menekankan pada peserta yang hadir bahwa teknologi hanya sebuah alat yang penggunaannya tergantung pada pemiliknya.
Hal yang sama juga berlaku pada cara orang tua membuat batasan, mengenali tanda-tanda bahaya, dan bagaimana melakukan percakapan yang akan membuat anak agar aman dan gigih di dunia digital, ujarnya.
"Sama seperti palu, kita dapat membuat sesuatu yang sangat keren dengannya. Seorang tukang kayu dapat membuat benda-benda indah dengan palu, tetapi kita tidak akan meninggalkan balita kita dengan palu dan berharap semuanya berjalan lancar, bukan?” ucapnya.
BACA JUGA:Langkah-Langkah Untuk Menolong Orang Yang Kejang
BACA JUGA:Psikolog : Kiat Yang Bisa Dilakukan Saat Teman Alami Perundungan
Founder dan CEO dari Redea Institute Antarina S.F Amir berharap wawasan yang dibagikan dapat memperkuat peran orang tua dalam perkembangan anak.
"Kami pun tidak sabar ingin lebih banyak lagi berbagi, belajar, dan tumbuh bersama sebagai komunitas," ucapnya.
Rebecca Branstetter adalah pembicara terkemuka dan pakar media nasional di bidang kesehatan mental bagi sekolah dan keluarga. Ia telah menerbitkan 11 buku mengenai perkembangan dan kesejahteraan anak, termasuk The Everything Parents Guide to Executive Functioning dan Small Habits Create Big Changes.
Sumber: antara