Dokter Ungkap Kriteria Pasien Jantung Yang Boleh Berkendara Saat Mudik

Ilustrasi-penyakit jantung. (Foto: Pixabay)--
JAKARTA,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Padjajaran Mega Febrianora, SpJP(K) mengatakan, pasien jantung dengan kondisi yang sudah stabil boleh mengendarai kendaraan untuk mudik namun dengan waktu tempuh yang tidak terlalu lama.
“Sebenarnya secara keilmuan, menyetir adalah aktivitas yang ringan secara metabolik ekuivalen (MET), menyetir hanya butuh 1-2 MET tetapi dalam kondisi yang relatif ringan ya, bukan nyupir truk atau nyetir berhari-hari,” ujar Mega dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Rabu 26 Maret 2025.
Ia menyebut durasi maksimal pasien jantung dengan kondisi pembuluh darah yang telah terbuka sepenuhnya atau tidak tersumbat diperbolehkan menyetir asal tidak sampai enam jam.
“Jadi kalau di bawah enam jam masih diperbolehkan, dengan catatan durasinya tidak lewat ya. Tapi kalau dirasa sampai 12 jam nyetir itu sangat tidak direkomendasikan. Apalagi kalau belum dibuka (sumbatan pembuluh darah) secara total,” ujarnya.
BACA JUGA:Hal-hal Yang Perlu Dilakukan Sebelum Mudik Pakai Mobil Pribadi
BACA JUGA:IDAI Bagikan Kiat Agar Anak Tetap Sehat Selama Perjalanan Mudik
Ketika mudik, acap kali terdapat macet di jalur darat, ia menyarankan pasien agar tetap menerapkan pola makan dan minum air putih serta obat dan istirahat secara teratur hal ini untuk mencegah kelelahan sehingga berpengaruh pada penurunan kondisi pasien.
“Jadi faktor bukan hanya jantungnya oke atau tidak, tapi faktor secara keseluruhan metabolisme untuk mendukung,” tambah dia.
Sementara ketika tiba di kampung halaman, ia menyarankan pasien penyakit jantung agar memastikan istirahat tercukupi sekitar 6-8 jam per hari.
Menghindari asupan makanan dan minuman kalengan dan membatasi asupan gula, garam dan lemak termasuk santan.
BACA JUGA:Kiai Zuhri: Libur Santri jadi Renungan Diri Menimba Ilmu di Pesantren
BACA JUGA:Spesialis THT Ungkap Gendang Telinga Berlubang Bisa Ganggu Pendengaran
Mengelola stres, kata dia, juga diperlukan, sebab dengan kondisi pikiran dan hati yang bahagia mampu menghadirkan kondisi tubuh yang positif.
Ia juga menyarankan agar pasien menyempatkan untuk olahraga ringan atau olahraga yang biasa dilakukan sehari-hari juga dapat diterapkan selama di kampung halaman.
Mengonsumsi makanan yang digoreng dan dipanaskan kembali dengan cara digoreng juga sebaiknya dihindari.
“Kontrol diri sendiri dan berani menolak makana yang tidak sehat, jangan hanya karena tidak enak karena orang. Tradisi tidak enakan harus dihapuskan untuk hidup yang lebih sehat,” pungkasnya.
Sumber: antara