Banner Disway Award 2025

Darurat Eceng Gondok, Inisiasi Gerakan Cirata Zero Eceng Gondok

Darurat Eceng Gondok, Inisiasi Gerakan Cirata Zero Eceng Gondok

ECENG GONDOK: Tampak tumbuhan eceng gondok dibersihkan dan diangkut menggunakan perahu ke darat di Dermaga Coklat, Desa Cikidangbayabang, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur.(Cianjur Ekspres/Herry Febriyanto)--

CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Keberadaan tumbuhan eceng gondok atau bahasa latinnya Eichhornia Crassipes di perairan Waduk Cirata wilayah Kabupaten Cianjur sudah sangat mengkhawatirkan dan bisa dikatakan darurat. Selain menganggu aktivitas masyarakat, juga mengakibatkan kerugian bagi para pembubidaya ikan. 

Melihat kondisi ini, petani ikan bersama dengan pengusaha pakan serta bandar ikan menginisiasi gerakan Cirata Zero Eceng Gondok yang dimulai sejak 17 Mei 2025 lalu. Kegiatan yang berlangsung setiap hari hingga saat ini, sudah mengangkut sekitar puluhan ton eceng gondok ke darat. 

Salah satu inisiator, Asep Guntara, mengatakan, gerakan Cirata Zero Eceng Gondok ini berawal dari keprihatinan melihat Waduk Cirata penuh dengan tumbuhan eceng gondok. 

BACA JUGA:KAI Catat Okupansi Puncak Arus Balik Libur Panjang Capai 115 Persen

BACA JUGA:Anggota DPRD Cianjur Fraksi PKS Sebut Infrastruktur Jalan Masih Jadi Masalah Krusial

BACA JUGA:36 Sapi Kurban Presiden RI Dibagi di Jateng, Sekda: Bentuk Apresiasi Peternak Lokal

"Cirata ini tidak hanya sekedar waduk, tapi mata pencaharian bagi ribuan warga baik di Cianjur maupun kabupaten lainnya seperti di Bandung Barat dan Purwakarta. Jadi disini kita hidup, kita mencari nafkah, tapi disisi lain tempat usahanya ini sekarang dalam kondisi sangat memprihatinkan karena adanya eceng gondok yang begitu banyak. Kalau bisa dikatakan mungkin sekarang sudah kondisinya darurat eceng gondok," ujarnya kepada Cianjur Ekspres, Senin 9 Juni 2025. 

Diungkapkannya, keberadaan eceng gondok hampir merata, dan yang paling banyak di daerah Blok Coklat Cikidangbayabang, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Cilincing hingga ke arah Bandung Barat juga. 

"Setiap hari kita ambil eceng gondok dari tengah (waduk,red). Blok Coklat ini dulunya sangat penuh dengan eceng gondok, dan dengan kegiatan ini sekarang mulai bersih," kata Asep. 

Menurutnya, eceng gondok yang menutupi perairan Waduk Cirata sangat berdampak besar terhadap pertumbuhan ikan karena menghalangi sinar matahari masuk ke air, dan kurangnya oksigen. 

"Akibatnya pertumbuhan ikan menjadi lambat, seringkali ketika cuaca kurang bagus mempercepat kematian ikan dan sampai mabuk. Kemudian juga menghambat aktivitas bongkar muat ikan, pakan, aktivitas panen, transportasi pegawai pulang ke darat, sehingga banyak sekali dampaknya," papar Asep. 

Asep mengatakan, pihaknya belum merinci berapa kerugian secara materi yang disebabkan banyaknya tumbuhan eceng gondok. "Tapi kalau yang kita rasakan dari panen (ikan,red) biasanya 60 persen, jadi turun karena kondisi oksigennya kurang bagus. Pemeliharaan juga jadi lama karena tidak normal pemberian pakannya," ucapnya. 

Dia berharap, pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten juga ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah eceng gondok di perairan Waduk Cirata. 

"Gerakan ini mengajak semua bahu membahu menyelesaikan masalah eceng gondok, karena ini juga termasuk kewenangan pemerintah provinsi juga bersama dengan kabupaten," kata pria yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Cianjur Fraksi PKS tersebut.

Sumber: