Bio Farma Digandeng CEPI, Bersiap Hadapi Pandemi di Masa Mendatang
--
BACA JUGA:DPRD Cianjur Inisiatif Raperda tentang Pondok Pesantren
Di tempat yang sama, Executive Director Research and Development CEPI, Melanie Saville mengatakan, Bio Farma yang selama hampir 25 tahun konsisten mensuplai vaksin untuk kebutuhan dunia, mendapatkan apresiasi dari CEPI.
“Bio Farma sebagai salah satu key partner bagi CEPI di dunia dimasa yang akan datang untuk menjadi mitra manufakturing bersama CEPI“, ungkapnya
Dalam pertemuan tersebut, kehadiran CEPI diwakili CEO CEPI Richard J Hatchett, Board Chair CEPI, Executive Director Research and Development CEPI Melanie Saville, Anand Ekambaram Executive Director Manufacturing, Matthew Downham Director Manufacturing & Supply Chain Networks, Board of Chief Jane Halton.
Sementara dari jajaran BoE Bio Farma hadir Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis Bio Farma Yuliana Indriati, Direktur Operasi Bio Farma Rahman Roestan, SEVP Penelitian dan Pengujian Adriansjah Azhari, dan beberapa expert team Bio Farma serta perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI.
Bio Farma sebagai induk holding BUMN Farmasi, memiliki tugas dari pemerintah, untuk memenuhi kebutuhan vaksin untuk kebutuhan vaksinasi nasional.
Selain untuk memenuhi kebutuhan nasional, produk Bio Farma juga sudah mengekspor produknya ke lebih dari 150 negara, dimana 53 diantaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan 49 negara Afrika, dengan kapasitas 3.2 miliar dosis per tahun.
Bio Farma merupakan produsen manufaktur vaksin di dunia yang pertama kali mendapatkan sertifikat Emergency Use of Listing ( EUL) dari WHO, dimana sertifikat tersebut, menjadi dasar WHO untuk menjalankan EUL selanjutnya termasuk untuk vaksin Covid-19
Track record Bio Farma yang sudah memiliki produk dengan standar internasional terus berlanjut dengan didapatkannya Emergency Use of Listing (EUL) untuk produk vaksin Novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2). nOPV2 ini merupakan jenis vaksin yang digunakan pada saat suatu negara mengalami outbreak kembali polio.
Sumber: