Pernyataan Menteri KKP Sulut Kemarahan Petani Ikan Cirata
Salah seorang petani tengah memberi makan ikan di KJA, di kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur. (Foto: CIANJUR EKSPRES/mochammad Nursidin)--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Ribuan pembudidaya ikan keramba jaring apung (KJA) di Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur, mengecam keras pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, yang menyebut ikan hasil budidaya di Waduk Cirata mengandung merkuri dan tidak layak konsumsi.
Pernyataan itu dinilai tidak berdasar dan sangat merugikan para pembudidaya serta pelaku usaha terkait.
Ketua Umum Pembudidaya KJA Waduk Cirata, Edi Supiandi yang akrab disapa Ujang Dakum, mengatakan, pernyataan tersebut menambah beban berat bagi pembudidaya yang sudah terdampak oleh harga pakan yang mahal, menurunnya harga ikan, serta invasi eceng gondok.
“Pernyataan Pak Menteri sangat merugikan kami. Kami sedang terpuruk, harga ikan anjlok, pakan mahal, ditambah pernyataan itu yang membuat penjualan semakin jatuh,” kata Ujang kepada wartawan, Sabtu 5 Juli 2025.
BACA JUGA:Sebanyak 30 Koperasi Desa Merah Putih di Cianjur Sudah Kantongi NIB
BACA JUGA:Anggota Komisi IV DPRD Cianjur Tekankan Program Sekolah Rakyat Tepat Sasaran
Menurutnya, hasil uji laboratorium pada 2023 menunjukkan bahwa ikan dari Waduk Cirata tidak mengandung merkuri dan aman untuk dikonsumsi. Namun, pernyataan Menteri KKP pada 2025 justru menyebut sebaliknya tanpa menyertakan data pembanding.
“Kami punya dasar bahwa ikan dari Cirata tidak mengandung merkuri. Sekarang muncul pernyataan sepihak yang sangat merugikan,” ujarnya.
Penurunan harga ikan terjadi secara drastis. Ikan nila yang sebelumnya dijual Rp25 ribu per kilogram kini hanya Rp19 ribu. Ikan mas yang semula Rp28 ribu kini merosot ke harga yang sama. Akibatnya, omset para pembudidaya turun hingga 50 persen.
Tidak hanya petani ikan yang terdampak, penurunan permintaan ikan juga dirasakan para pedagang dan pengirim. Beberapa pengirim melaporkan bahwa ikan dari Cirata mulai ditolak pasar, bahkan ditanyakan asalnya sebelum diterima.
BACA JUGA:Rem Blong, Truk Seruduk Dua Kios dan Tiga Kendaraan di Cianjur
BACA JUGA:Puluhan Atlet Tarung Derajat Cianjur Berlaga di Pekan Olahraga PJKR Unsur
“Sampai di bak pengiriman ikan ditanya, ‘ini dari Cirata bukan?’ Kalau dari Cirata sudah mulai tidak diterima di pasar, kami bisa mati konyol,” kata Ujang
Ujang menekankan bahwa sektor budidaya ikan di Cirata menjadi tumpuan ekonomi ribuan warga dari tiga kabupaten, yaitu Cianjur, Bandung Barat, dan Purwakarta. Dia juga menyoroti bahwa sektor ini inklusif, bahkan mampu menyerap tenaga kerja dari kalangan disabilitas dan berpendidikan rendah.
Sumber:
