Ini Kesaksian Warga saat Terjadi Gempa Magnitudo 5.6 di Cianjur

Ini Kesaksian Warga saat Terjadi Gempa Magnitudo 5.6 di Cianjur

Ahmad Anwar (54) warga Kampung Rawacina RT 03 / RW 11 Desa Nagrak Kecamatan Cianjur, jadi saksi hidup bencana gempabumi Cianjur magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11) lalu.(Rikzan RA/Cianjur Ekspres)--

CIANJUR, CIANJUR EKSPRES - Ahmad Anwar (54) warga Kampung Rawacina RT 03 / RW 11 Desa Nagrak Kecamatan Cianjur, jadi saksi hidup bencana gempabumi Cianjur magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11) lalu.

Sebelum terjadi gempa hebat, dia yang tengah bersiap-siap untuk bekerja di kamarnya. Selang beberapa saat, ia merasa seperti rumahnya sedang diombang-ambing oleh ombak. 

BACA JUGA:PKS Cianjur Siapkan 1.000 Tabung Gas Elpiji 3kg untuk Disalurkan ke Posko Pengungsian

Rumahnya bergetar kencang. Plafon rumahnya, digambarkan seperti ditendang oleh kaki-kaki yang kasat mata. Berhamburan menghujani dirinya.

"Siang itu saya sedang siap-siap dikamar, lagi pakai celana, tiba-tiba rumah oyag seperti ada ombak, saya lihat plafon rumah seperti ditendang-tendang. Pada pecah semua," ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu. 

BACA JUGA:Soal Area Patahan Aktif Cugenang, Bupati Cianjur: Rencana untuk Penghijauan dan Serapan

Tak lama kemudian, terdengar dentuman hebat dari belakang rumahnya, yang diikuti dentuman lainnya seperti suara kereta api yang tengah melaju. Arah suaranya menjauh, berjalan kearah barat laut, yang kini diketahui sebagai arah bentangan Patahan Aktif Cugenang.

Pascadentuman dan suara gemuruh yang digambarkan seperti kereta api itu, dirinya melihat lantai rumahnya terbelah dua. Menganga sampai tiga sentimeter.

"Suaranya seperti kereta api, terus menjauh ke barat laut. Abis itu ada retakan dirumah saya, pecahnya sekitar tiga sentimeter," jelas Ahmad.

BACA JUGA:1.800 Rumah Ada di Sepanjang Patahan Aktif Cugenang, Begini Kata Bupati Cianjur

Ahmad pun memperlihatkan pusat suara dentuman pada awal gempa, jaraknya hanya beberapa meter dari rumahnya. Di situ, terlihat puing-puing rumah, terhambur seperti bekas terkena ledakan bom. Ambles sekitar tiga meter dari posisi awal.

Ahmad menjelaskan, sebelumnya ada 10 rumah yang berdiri lokasi itu. Namun kini semuanya hilang, porak poranda. 

Akibat gempa tersebut, beberapa tetangganya meninggal dunia, mulai dari lansia hingga bayi jadi korban. Rata-rata, korban meninggal di dalam rumah, tertimpa reruntuhan. Ia bersyukur, dirinya dan 4 anggota keluarganya masih selamat dari maut.

BACA JUGA:Respon Cepat Relawan PKS Posko Kecamatan Cugenang Bersihkan Saluran Air dari Puing-puing Gempa

Sumber: