Pemkab Cianjur Usulkan 350 Titik Pompanisasi untuk Mengairi 3.000 Hektare Sawah Tadah Hujan

Pemkab Cianjur Usulkan 350 Titik Pompanisasi untuk Mengairi 3.000 Hektare Sawah Tadah Hujan

Bupati Cianjur Herman Suherman.(cianjur ekspres)--

CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID,CIANJUR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mengusulkan 350 unit pompanisasi untuk mengairi sekitar 3.000 hektare lahan sawah tadah hujan. Hal ini guna memaksimalkan produksi dan mengantisipasi terjadinya kekeringan dan potensi gagal panen akibat curah hujan yang diprediksi akan terus turun.  

"Kami sudah mengusulkan sekitar 350 unit pompanisasi kepada provinsi, mudah-mudahan tidak terlalu lama di drop (kirim,red) ke Cianjur dan akan kita operasionalkan untuk di 350 titik yang bisa mengairi sekitar 3.000 hektare," ujar Bupati Cianjur, Herman Suherman kepada wartawan, Jumat 19 April 2024.

BACA JUGA:Jabar Akselerasi Perluasan Areal Tanam Sawah Tadah Hujan Melalui Pompanisasi

Herman mengungkapkan, berdasarkan data dari dinas terkait terdapat sekitar 25 ribu hektare lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Cianjur. Namun setelah di verifikasi  ada kurang lebih 5.000 hektare yang bisa oleh pompanisasi.

"Setelah diteliti lagi, menjadi 3.000 hektare lahan sawah tadah hujan (untuk pompanisasi,red)," katanya.  

Seperti diketahui, dalam Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan dan Produktivitas Pertanian di Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis 18 April 2024, disampaikan bahwa Kementerian Pertanian sudah mengalokasikan bantuan pompanisasi sebanyak 2.500 titik untuk akselerasi perluasan tanam sawah tadah hujan di Jabar. 

BACA JUGA:Bupati Sebut Cianjur Posisi ke-13 Kasus DBD di Jabar, Dinkes Luncurkan Jumat Cantik

Dalam rapat tersebut, Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin menyampaikan perlunya peningkatan produksi sawah tadah hujan untuk mengejar target produksi gabah sebanyak 11 juta ton lebih tahun ini. 

“Perlu ada instrumen untuk menjaga ketersediaan air antara lain dengan pompanisasi. Namun penerima pompanisasi harus jelas dan sesuai target sehingga saya meminta pemerintah kabupaten/kota membuat pemetaan lahan dan lokasinya,” ujar Bey. 

Selain itu, menurut Bey, perlu koordinasi dengan pihak TNI/Polri untuk menjaga program pompanisasi. Jika perlu di setiap alat pompanisasi disematkan GPS atau menggunakan pengawasan secara digital. 

“Maksimalkan juga resi gudang dan pusat distribusi Jabar sebagai instrumen pengendalian stok dan harga pangan, ” tegasnya. 

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Komjen Setio Budi mengatakan, TNI dan kementerian sudah bekerja sama untuk program pompanisasi, termasuk untuk wilayah Jabar yang kebagian 2.500 titik. 

Sebanyak 201.702,6 hektare sawah tadah hujan serta beberapa sawah irigasi akan menjadi sasaran dari pompanisasi tersebut sesuai prioritasnya sehingga ia meminta Pemdaprov Jabar segera menyampaikan peta lokasi dan lahan petani mana saja yang berhak mendapatkan pompanisasi. 

“Saya berharap ada akselerasi di Jabar sebab hingga 15 April 2024, dari total luas lahan sawah tadah hujan itu hanya 5.630 hektare yang sudah mulai percepatan tanam, jumlahnya masih sangat kecil,” jelas Setio Budi. 

Sumber: