Angka Stunting Cianjur Turun Drastis dalam Dua Tahun, Bupati Herman: Berkat Keroyokan

Angka Stunting Cianjur Turun Drastis dalam Dua Tahun, Bupati Herman: Berkat Keroyokan

Bupati Cianjur, Herman Suherman.--

CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID,CIANJUR - Kabupaten CIANJUR berhasil menurunkan angka prevalensi stunting menjadi 11,4 persen dalam kurun waktu dua tahun. 

Dari 33,7 persen di Tahun 2021, turun menjadi 13,6 persen di Tahun 2022. Terbaru, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, menunjukkan angka prevalensi stunting di Cianjur kembali turun menjadi 11,4 persen. 

Penurunan angka stunting yang sangat signifikan ini, menempatkan Kabupaten Cianjur pada peringkat kedua dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. 

Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengungkapkan, penurunan signifikan angka stunting di Kabupaten Cianjur dua tahun terakhir ini tidak terlepas dari kerja bareng atau keroyokan yang dilakukan pemerintah daerah bersama stakeholder terkait dan masyarakat. 

BACA JUGA:Bakal Calon Wali Kota Cirebon Suhendrik Temui Presiden PKS, Ada Apa?

"Ini merupakan prestasi bagi Kabupaten Cianjur, berkat kerja bareng dan keroyokan yang melibatkan unsur pemerintah daerah, unsur Forkopimda, pihak swasta hingga masyarakat dalam rangka membantu warga miskin khususnya keluarga stunting di daerah masing-masing," katanya kepada Cianjur Ekspres, Jumat 26 April 2024.

Herman mengungkapkan, ada tiga inovasi yang dilakukan dalam menurunkan angka prevalensi stunting. Pertama, Program Jufe atau Jumat Minum FE (zat besi) bagi remaja putri SMP dan SMA. Kedua, Gerakan Bersama Aksi Orangtua Asuh Stunting (Gebrak Roasting) dan Permata Kamila serta kerja sama dengan CSR perusahaan dan organisasi masyarakat. 

"Ke depan, dalam rangka zero stunting di Kabupaten Cianjur, angka prevalensi yang saat ini 11,4 persen kita tangani kembali dengan cara keroyokan atau kolaborasi," jelasnya. 

BACA JUGA:Wanti-wanti Netralitas ASN di Pilkada Cianjur

Caranya yang pertama, jangan sampai ada ibu hamil risiko tinggi dan dilakukan pemantauan agar ketika melahirkan bayinya sehat tidak stunting. Lalu yang kedua, bekerjasama dengan KUA untuk melakukan serangkaian kegiatan berupa pendidikan pranikah kepada calon pengantin. 

"Tentunya zero stunting tidak bisa dalam satu tahun, tapi butuh beberapa tahun. Perlu proses dan pendampingan terus, enggak bisa instan, " tutur Herman. 

Herman pun menegaskan, bagi ibu hamil yang berisiko tinggi nantinya pada saat melahirkan harus ke bidan atau dirujuk ke rumah sakit dan itu digratiskan oleh Pemkab Cianjur. 

Sumber: