Cerita Unik Petugas Pantarlih Cantik Sukanagara, Coklit di Kuburan Hingga Diajak Nikah
Diana Rahmawati (20) petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) yang bertugas TPS 5 di Kampung Cibitung, Desa Sukalaksana, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur. (Istimewa)--
Meskipun tinggal di Kampung Cibitung, dirinya yang masih berumur 20 tahun itu tak mengenal semua orang yang ada di sana. Sampai-sampai dikira sebagai petugas pendataan untuk bantuan sosial (bansos).
BACA JUGA:KPU Cianjur Lantik 6.755 Petugas Pantarlih
"Karena saya masih muda, saya belum terlalu mengenal warga-warga di sini, apalagi yang sepuh. Saat saya datang untuk coklit, warga mengira saya petugas bansos dan malah curhat tentang bantuan pemerintah," ungkapnya.
Kata dia, warga tak begitu bisa membedakan mana petugas bansos dan petugas Pantarlih.
"Neng, kunaon abdi teu acan kengeng bantosan (Neng, kenapa saya belum menerima bansos)," kata Diana menirukan curhatan warga.
BACA JUGA:KPU Cianjur Butuh 6.755 Petugas Pantarlih DPT Pilkada 2024
Hal itu kerap terjadi, bahkan hampir di setiap rumah yang dia datangi, selalu menanyakan bansos.
"Padahal itu bukan ranah saya," ungkap mahasiswi cantik itu.
Bahkan beberapa warga sempat meminta upah untuk tiap tandatangan formulir coklit yang dia bawa. Ada tiga lembar formulir, sehingga dia dimintai tiga amplop.
BACA JUGA:KPU Cianjur Bahas Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara Ulang di 5 TPS Pekan Depan
"Ah ini mah harus ada amplop, apalagi tandatangannya tiga kali, begitu kata waega. Bahkan ada beberapa dari mereka tak mau tandatangan karena saya ga bawa bantuan," ungkap Diana lagi.
Diajak Nikah
Hal paling mengejutkan menurut Diana selama coklit adalah saat dirinya diajak nikah oleh seorang sepuh.
Satu dari ratusan warga yang dia data, adalah seorang kakek yang tinggal sebatang kara. Tak heran, paras Diana memang cantik.
BACA JUGA:KPU Cianjur Sebut Penetapan Caleg Terpilih Hasil Pemilu 2024 Menunggu Putusan MK
Sumber: