BNN Catat Pecandu Narkoba di Indonesia Capai 3,3 Juta Jiwa
Ilustrasi-narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat jumlah pecandu narkoba di Indonesia telah mencapai 3,3 juta jiwa. (Foto: Pixabay)--
GARUT,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat jumlah pecandu narkoba di Indonesia telah mencapai 3,3 juta jiwa.
Kepala BNN Komjen Pol. Marthinus Hukom menilai angka tersebut bukan sekadar statistik, melainkan mencerminkan sebuah fenomena sosial yang membahayakan ketahanan bangsa.
“Sebanyak 3,3 juta anak manusia Indonesia tercengkeram dan terjerat narkoba. Ini bukan hanya soal angka, tapi sebuah pasar potensial yang dimanfaatkan oleh sindikat kejahatan,” kata Marthinus saat menghadiri kegiatan penguatan program Desa Bersinar di Kabupaten Garut, Rabu 9 Juli 2025.
Marthinus menyebut, jika angka itu dihitung dengan berbagai asumsi ekonomi, maka perputaran uang dari peredaran narkoba di Indonesia ditaksir hampir mencapai Rp500 triliun per tahun.
BACA JUGA:Pendaftaran Program Magang Kerja di Jepang Masih Dibuka Sampai 16 Juli 2025
BACA JUGA:Pemprov Jabar Minta Bobotoh Jaga Fasilitas Stadion Si Jalak Harupat
Jumlah tersebut, kata dia, termasuk biaya negara untuk membiayai narapidana pengguna narkoba yang jumlahnya lebih dari 200 ribu orang.
“Sebanyak 52 persen penghuni lapas kita adalah penyalahguna narkoba. Negara membiayai kejahatan, sementara masyarakat menghabiskan uangnya untuk sesuatu yang sia-sia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Marthinus juga mengungkapkan bahwa sekitar 90 persen narkoba yang masuk ke Indonesia diselundupkan melalui jalur pantai.
Ia menyebut wilayah selatan Jawa Barat sebagai salah satu titik rawan penyelundupan.
BACA JUGA:Pemotda Jabar: Usulan Pemekaran Belum Ada Soal Pemecahan Provinsi
BACA JUGA:PLN Siaga Penuh Dukung Keandalan Listrik Gelaran Piala Presiden 2025 di Stadion Si Jalak Harupat
“Beberapa tahun lalu, kita pernah menyita lebih dari satu ton narkoba di daerah ini. Artinya, ada masyarakat kita sendiri yang terlibat, sadar atau tidak sadar, membantu jalur masuk narkoba ke tanah air,” katanya.
Marthinus mengingatkan bahwa penyebaran narkoba kini tidak hanya menyasar masyarakat perkotaan, tetapi sudah menjangkau hingga desa-desa.
“Para bandar menyebarkan propaganda bahwa sabu bisa meningkatkan produktivitas. Para pekerja kebun, tambang, dan nelayan tergoda karena ingin kerja lebih semangat. Tapi itu jebakan,” katanya.
Sumber: antara
