CIANJUR, CIANJUR EKSPRES - Jasad seorang bocah berhasil dievakuasi usai 19 hari tertimbun puing bangunan di Kampung Garogol, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Sabtu (10/12) malam.
Korban ditemukan saat relawan dan tim gabungan tengah membersihkan puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa berkekuatan 5,6 magnitudo.
BACA JUGA:Bantuan Dana Gempa Rentan Dikorupsi, Anggota DPRD Cianjur: Perlu Pengawasan Berjenjang dan Berlapis
Informasi yang dihimpun, awalnya relawan berserta TNI dan Polri tengah melakukan pembersihan puing bangunan agar secepatnya masyarakat bisa kembali membangun rumah, sehingga tak berlama-lama tinggal di tenda.
Namun sekitar pukul 18.00 Wib, seorang warga mencium adanya bau busuk dari balik reruntuhan bangunan di Kampung Garogol.
"Kami langsung cek ke lokasi sesaat setelah dapat laporan. Setelah diperiksa, ternyata dipastikan jika ada korban tertimbun dibalik puing bangunan tersebut," ujar Anggota Relawan Kolaborasi Kemanusiaan Robi Elansa, Minggu (11/12).
BACA JUGA:Jelang Nataru, Harga Telur Ayam di Cianjur Naik Jadi Rp32 Ribu per Kilogram, Tomat Fantastis
Menurutnya korban baru bisa dievakuasi usai dua jam lebih relawan bersama TNI dan Polri menyingkirkan puing-puing bangunan yang menimbun korban.
"Korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 20.30 Wib atau dua jam lebih setelah pertama kali ditemukan," ucap dia.
Dia menjelaskan dari hasil identifikasi, diketahui jika bocah tersebut berisinial R berusia 11 tahun. Menurutnya orangtua dari R sudah berusaha mencari keberadaannya diantara puing bangunan rumahnya tetapi tak berhasil ditemukan.
BACA JUGA:Wakapolres Cianjur Terjun Langsung Bersihkan Puing Rumah Ambruk Pascagempa
Bahkan, lanjut dia, orangtua dari korban sudah mengikhlaskan jika pada akhirnya R tak berhasil ditemukan.
"Lokasi ditemukannya memang bukan di rumah yang ambruk tetapi diantara puing bangunan yang jatuh di gang sempit di kampung tersebut. korban ditemukan dalam keadaan terkelungkup," ucap dia.
Dia menambahkan jika tubuh korban sudah membusuk dan sebagian kulitnya terkelupas, tetapi orangtuanya mengenali korban dari pakaian yang dikenakannya.