CIANJUR, CIANJUR EKSPRES - Bupati Cianjur Herman Suherman, mengaku kaget masih ada desa yang belum menyerahkan kembali data hasil verifikasi rumah rusak ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Saya dapat info dari BNPB, para kepala desa tak menyerahkan data (rumah rusak). Saya kaget," ujar Bupati Cianjur Herman Suherman, Senin (12/12).
BACA JUGA:UMKM Makin Tangguh, BRI Telah Rampungkan 54,5% Restrukturisasi Kredit COVID-19
Dia memperkirakan, ada data yang langsung diserahkan oleh tim verifikasi ke BNPB dan ada data yang diserahkan ke pihak desa terlebih dahulu untuk dilakukan pengecekan ulang rumah rusak.
"Ada yang langsung. Sebagian besar data verifikasi diserahkan ke masing-masing desa sebelum disetorkan datanya ke BNPB," ungkap Herman.
Dari data yang diperoleh, terdapat 38 desa dari tujuh kecamatan yang dinyatakan belum menyerahkan kembali data hasil verifikasi rumah rusak ke BNPB.
Sekretaris Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku Ceceng Najmuddin mengatakan, jika tim surveyor dari unsur mahasiswa datang ke Kampung Cilaku Hilir RT 04/RW 03 Desa Sukasari Kecamatan Cilaku, beberapa waktu lalu.
Tim tersebut, kata dia, mendata 55 rumah yang ada di lingkungan tersebut. Hasilnya, dua rumah dinyatakan rusak berat, lainnya dinilai sedang dan ringan. Namun, setelah verifikasi, diakui Ceceng, anggota tim surveyor tak datang ke kantor desa untuk memastikan data yang telah diperoleh tersebut
"Jadi beberapa waktu lalu pasca gempa, ada tim verifikasi datang ke lingkungan RT. Langsung memeriksa, kebetulan saya tidak ada di rumah. Setelah itu pun mereka yang mahasiswa itu (tim verifikasi) langsung pergi," ujar Ceceng saat ditemui di kediamannya.
BACA JUGA:Mitra Binaan Pertamina Budidayakan dan Produksi Cemilan Ikan Kekinian
Senada, Kepala Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber Alan Hermawan mengungkapkan jika wilayahnya belum menerima tim verifikasi, meskipun desanya masuk daftar yang belum menyerahkan kembali data verifikasi dari tim surveyor ke BNPB.
Dia mengungkapkan, ada dua kemungkinan yang terjadi sehingga dirinya tak menerima tim surveyor. Pertama verifikasi rumah dilakukan tanpa melapor ke desa, atau memang belum ada tim surveyor yang datang untuk memverifikasi daerahnya.
"Abdi belum nerima (tim verifikasi). Bisa jadi mereka belum datang ke sini atau mereka survey sendiri (tanpa melapor)," ungkapnya saat dihubungi.