Tiga Tahun Berlalu, Penyintas Gempa Bumi Cianjur Masih Tinggal di Tenda Darurat

Selain itu, selama tinggal ditenda darurat anak bungsunya yang berusia 4 tahun sering sakit demam, flu dan batuk. Bahkan tak jarang beberapa hewan masuk ke dalam tenda. 

"Katak sampai ular pernah masuk, tapi tidak sampai melukai. Kalau musim hujan sekarang kondisi di dalam tenda sering bocor, terlebih jika disertai angin kencang hampir sering terguncang," katanya.

BACA JUGA:Pemkab Cianjur Gelontorkan Rp 1,3 Miliar untuk DTH Korban Pergerakan Tanah

BACA JUGA:Pemkab Harus Kembalikan Uang ke Negara, AMAR Pertanyakan Fungsi DPRD Cianjur

Fitria mengatakan, saat terjadi hujan deras dan angin kencang, ia dan kedua anaknya sering menginap di rumah orang tua yang bersebelahan. 

"Meski hingga sekarang belum ada pemerintah atau pihak terkait yang memberikan bantuan. Saya berharap pemerintah segera memberikan solusi, kalau untuk menggunakan uang pribadi dari mana," ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Kabupaten Cianjur, Nurzen mengatakan bahwa pihaknya telah beberapa kali mengingkatkan seluruh pemeritah desa untuk kembali mengecek dan memastikan warga yang masih tinggal di tenda darurat. 

"Semenjak pemerintahan sebelumnya, dan Bupati saat ini pun saya sering meminta desa untuk mengecek dan memastikan tak ada lagi warga tinggal di tenda," katanya.

BACA JUGA:Bahas Soal Agraria, LBH Mantra Gelar Audiensi dengan ATR/BPN Cianjur

BACA JUGA:Pemkab Cianjur Minta Warga Penerima Bantuan Ganda Dana Stimulan Agar Dikembalikan

Sementara Kepala Desa Cijedil, Pudin mengungkapkan bahwa tenda darurat tersebut berada di atas lahan milik orangtuanya yang telah mendapatkan bantuan dana stimulan. 

"Benar memang sudah pisah KK, tapi hasil dari pemeriksaan tim waktu itu tidak lolos, karena memang tinggal bersama rumah orang tuanya dan telah sudah dapat bantuan," kata Pudin.(Cr2)

Sumber: