Macan Tutul dan Macan Kumbang Tertangkap Kamera TNGGP

Macan Tutul dan Macan Kumbang Tertangkap Kamera TNGGP

Tangkapan layar - Dua ekor macan tutul dan macan kumbang tertangkap kamera trap yang dipasang di kawasan Taman Nasional gunung Gede Pangrango. (Foto: Dok TNGGP/CIANJUR EKSPRES)--

CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID,CIANJURDua ekor predator puncak rimba. Macan tutul dan Macan Kumbang yang sedang 'berpatroli' di wilayah kekuasaannya tertangkap kamera trap yang dipasang di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) beberapa waktu lalu. Hal itu pun menjadi buah bibir di jagat maya.

"Keduanya sama-sama Macan Tutul, cuma yang hitam itu beda pigmennya dan orang biasa sebut Macan Kumbang. Keduanya terpantau oleh kamera trap yang kita pasang di sejumlah titik untuk monitoring rutin," ujar Kepala TNGGP Sapto Aji Prabowo saat dihubungi Cianjur Ekspres, Minggu 26 Mei 2024.

Pihaknya pun belum bisa mengidentifikasi apakah kedua macan tersebut adalah pasangan ataupun anak dan induk. "Kita belum bisa identifikasi apakah pasangan atau anak dan induk. Kita juga tidak bisa sebutkan terlihat di area mana untuk menghindari adanya perburuan liar terhadap satwa langka," ungkapnya.

BACA JUGA:Pasca Bentrokan di Pabrik Bata Ringan, Polres Cianjur Siap Mediasi Kedua Kubu yang Bersengketa

Dari data TNGGP, pada 2021 tercatat ada 24 ekor Macan Tutul di kawasan hutan lindung tersebut. Di 2024 ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang melaksanakan survei Macan Tutul di seluruh Pulau Jawa, termasuk di TNGGP.

"Kementerian sedang melakukan survei, tahun ini akan ada pembaharuan data. Tapi kalau data 2021 ada 24 ekor Macan Tutul di kawasan TNGGP," ungkapnya.

Dijelaskannya, pengembangbiakan Macan Tutul di kawasan TNGGP dilakukan secara alami tanpa ada campur tangan manusia. Pihaknya, hanya melakukan pengamanan habitat untuk memastikan tidak ada gangguan manusia terhadap satwa liar. 

BACA JUGA:Kinerja Perumdam Tirta Mukti Cianjur Peringkat Ketujuh

"Kita lakukan patroli rutin, monitoring kamera trap, juga memantau jejak-jejak untuk pastikan habitatnya tidak terganggu," jelas Sapto.

Selain itu, pihaknya memastikan jika jalur pendakian Gunung Gede-Pangrango aman dari ganguan kucing besar tersebut. Pasalnya, secara naluri, Macan Tutul akan menghindari manusia sehingga akan menjauh dari perlintasan pendakian.

"Makanya kita imbau pada para pendaki untuk tidak membuang sampah sembarangan, termasuk sampah makanan. Jika ada yang buang makanan sembarangan dan akhirnya dimakan satwa liar, itu bisa merubah perilaku mereka," tuturnya.

BACA JUGA:Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Waduk Cirata Cianjur

Risiko terbesar jika pendaki kerap membuang sampah makanan sembarangan di jalur pendakian, akan membuat satwa liar termasuk Macan Tutul akhirnya mencari makan di perlintasan pendaki. "Makanya jangan meninggalkan sisa makanan, apalagi memberi makan satwa liar," tegasnya.

Jika nantinya ada pendaki yang bertemu dengan Macan Tutul saat mendaki, kata Sapto, maka hal yang pertama harus dilakukan adalah diam dan tidak membuat pergerakan yang agresif. "Nanti bisa dianggap mengancam bagi Macan Tutul. jangan lari, mundur pelan-pelan dan jangan membelakangi macan. Tapi pada dasarnya mereka akan menghindari manusia," tandasnya.

Sumber: