Kiai Zuhri: Libur Santri jadi Renungan Diri Menimba Ilmu di Pesantren

Ilustrai-Santri berjalan bersama sambil membawa kitab. (Foto: Pixabay)--
PROBOLINGGO,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, KH Moh Zuhri Zaini mengemukakan masa liburan santri bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah menjadi renungan sejauh mana perubahan diri setelah menimba ilmu di pesantren.
"Liburan (bagi santri) bukan berarti bebas dari kewajiban, tetapi sebagai waktu untuk beristirahat dan merenungkan sejauh mana perubahan diri setelah menimba ilmu di pesantren," tutur Kiai Zuhri dalam keterangannya di Situbondo, Jawa Timur, Jumat 21 Maret 2025.
Dalam pesannya kepada santri yang tengah liburan Ramadhan dan Lebaran 2025, ia menekankan pentingnya menjaga akhlak dan memanfaatkan waktu liburan dengan sebaik-baiknya.
Kiai Zuhri juga meminta para santri untuk menjadikan liburan sebagai kesempatan mengevaluasi diri serta membuktikan kepada orang tua bahwa pendidikan di pesantren membentuk pribadi yang berakhlak baik.
BACA JUGA:Kemenkes: Orang Tua Pastikan Imunisasi Anak Lengkap Sebelum Mudik
BACA JUGA:Psikolog: Manfaatkan Libur Lebaran Untuk Beraktivitas Bersama Keluarga
"Keberhasilan santri bukan hanya terletak pada banyaknya ilmu yang didapat, tetapi juga pada budi pekerti yang baik," ujarnya.
Selain itu Kiai Zuhri mengingatkan santri agar tetap mempersiapkan diri menghadapi masa depan, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam tanggung jawab di hadapan Allah.
Santri juga diimbau untuk tidak terjebak dalam hawa nafsu yang dapat menghambat perkembangan diri.
Sementara bagi santri yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Kiai Zuhri berpesan agar mereka tetap menjaga nama baik pesantren dan tidak melupakan identitasnya sebagai santri.
BACA JUGA:Istirahat Berkala dan Peregangan Jaga Kebugaran Tubuh Selama Mudik
BACA JUGA:Kiat Ajarkan Anak Pahami Pentingnya Berbagi dan Hargai Perbedaan
"Santri juga harus bijak dalam memilih lingkungan dan teman pergaulan, serta tidak mudah terpengaruh oleh perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam," tutur Kiai Zuhri.
Sementara itu Sekretaris Ponpes Nurul Jadid Paiton H Thohiruddin menambahkan para santri harus mampu bergaul dengan masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi akhlak yang telah diajarkan di pesantren.
"Santri harus menjadi teladan di lingkungan masing-masing, menunjukkan sikap yang baik, serta menjaga nama baik pesantren," katanya.
Sumber: antara