Tiga Ruang Kelas SDN Sukagalih II di Takokak Cianjur Rusak Berat, Empat Kali Ganti Kepsek Belum Ada Realisasi

Tiga Ruang Kelas SDN Sukagalih II di Takokak Cianjur Rusak Berat, Empat Kali Ganti Kepsek Belum Ada Realisasi

RUSAK BERAT: Begini kondisi tiga ruang kelas di SDN Sukagalih II, Desa Sukagalih, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur yang rusak berat dan sama sekali tidak bisa digunakan kegiatan belajar mengajar. (istimewa) --

CIANJUR, CIANJUREKSPRES - Upaya Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih dihadapkan pada persoalan bangunan sekolah yang rusak. Seperti yang terjadi di SDN Sukagalih II, Kecamatan Takokak.

Sudah tiga tahun lebih, sekolah yang berlokasi di Desa Sukagalih tersebut mengalami kerusakan. Tiga dari enam ruang kelas yang ada, kondisinya rusak parah dan sama sekali tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. 

BACA JUGA:Perkuat Inklusi Keuangan, Holding UMi Beri Akses Layanan Keuangan Lebih Dekat dan Lengkap

Pihak sekolah pun terpaksa harus membagi kegiatan belajar menjadi dua shift karena hanya tersisa tiga ruang kelas yang layak digunakan.  

Wakil Kepala SDN Sukagalih II, Dedi Hindarsyah mengatakan, sudah sejak 2018 lalu ketiga ruang kelas tersebut mengalami kerusakan. 

“Tiga tahun lebih dari 2018, yang tersisa tiga ruang kelas. Saat ini pembelajaran dibagi dua shift, pagi dari jam 07.00 WIB hingga jam 10.00 WIB dan jam 10.00 WIB hingga jam 13.00 WIB,” katanya saat dikonfirmasi Cianjur Ekspres melalui sambungan telepon, Senin (19/9).

BACA JUGA:Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Tari Merak Digelar Massal di Gedung Sate

Menurutnya, kondisi tiga ruang kelas yang rusak sangat mengkhawatikran dan harus dirobohkan. 

“Sangat khawatir juga anak main ke sana, takutnya ambruk. Makanya selama ini anak di larang untuk masuk atau bermain di ruang kelas yang rusak itu,” kata Dedi.

Dedi mengaku, pihak sekolah sudah sering mengajukan perbaikan untuk tiga ruang kelas yang rusak. Bahkan sudah empat kali pergantian kepala sekolah (kepsek), namun belum juga ada respon dari pihak terkait.

“Untuk pengajuan, sudah beberapa kali, sudah empat kali pergantian kepala sekolah (kepsek), dan masing-masing kepala sekolah sudah mengajukan. Bahkan waktu Kepala Sekolah Pak Sudayat sudah dilihat sama Kabid dan Bagian Sarana, tapi belum ada realisasi,” paparnya.

BACA JUGA:Lagi Tren Nih Link Tes Uji Kesetiaan, Seberapa Setia Kamu?

Akibatnya, jelas Dedi, kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif. “Yang kami keluhkan, pertama untuk belajar anak tidak efektif, anak-anak di dua shift itu. Yang kedua memang guru pun untuk mengajar anak harus mencapai target,” ujarnya. 

“Selanjutnya kendala dari orangtua juga. Sekarang kan musim hujan, jadi jam 12 siang di daerah kami sudah turun hujan, anak-anak kan biasa pulang jam 13.00 WIB, mereka selalu kehujanan dan banyak yang sakit,” katanya. 

Sumber: