Warga Sering Terpeleset Akibat Licin, Kondisi Jembatan Gantung Leuwi Muning di Takokak Cianjur Mengkhawatirkan

Warga Sering Terpeleset Akibat Licin, Kondisi Jembatan Gantung Leuwi Muning di Takokak Cianjur Mengkhawatirkan

MENGKHAWATIRKAN: Jembatan Gantung Leuwi Muning penghubung Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur dengan Desa Wargasari, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi kondisinya mengkhawatirkan.(istimewa)--

CIANJUR, CIANJUR EKSPRES - Pemerintah Kabupaten CIANJUR masih dihadapkan pada persoalan banyaknya infrastruktur umum yang rusak di sejumlah wilayah, khususnya jembatan. 

Seperti Jembatan Gantung Leuwi Muning di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak yang kondisinya terbilang mengkhawatirkan. 

BACA JUGA:LSM Prabhu Indonesia Jaya: Banyak Pengaduan Masyarakat Tiba-tiba Terdaftar di Sipol

Pemerintah desa dan warga setempat berharap, jembatan penghubung dengan Desa Wargasari, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi tersebut bisa segera diperbaiki. Pasalnya, menjadi akses satu-satunya masyarakat untuk beraktivitas, baik ekonomi maupun sekolah. 

Jembatan gantung yang sudah berdiri hampir 20 tahun tersebut terbuat dari besi dan berlantaikan kayu. Meski masih bisa dilintasi warga menggunakan kendaraan bermotor roda dua, namun kondisinya saat ini cukup memprihatinkan karena banyak kayu yang sudah rapuh. 

Kepala Desa Waringinsari Nadir Muharam Abdurahman, menuturkan, jembatan gantung tersebut sangat berbahaya dilintasi ketika musim hujan seperti saat ini.

BACA JUGA:Disdukcapil Cianjur Genjot KTP Digital di Kalangan ASN

“Kalau musim hujan licin. Jembatannya kan menggunakan lantainya dari kayu, apalagi saat ini kondisinya sudah rapuh,” kata dia kepada Cianjur Ekspres melalui sambungan telepon seluler, Kamis (3/11).

Dia mengungkapkan, sangat sering warga yang terpeleset saat melintasi jembatan akibat licin. “Selalu ada saja warga yang ketika melintas terpeleset, alhamdulillah tidak sampai jatuh ke sungai,” kata Nadir. 

Menurutnya, warga yang ingin berbelanja ke Pasar Sagaranten Sukabumi sering melintasi jembatan tersebut karena jarak tempuh yang dekat hanya 30 menit. 

BACA JUGA:Taklukkan Kota Bekasi 3-1, Futsal Putri Cianjur Lolos ke 8 Besar

“Kalau ke Sagaranten itu lebih dekat. Sementara kalau harus belanja ke Pasawahan, jarak tempujnya 1,5 jam menggunakan sepeda motor. Belum lagi kan jalannya sangat jelek,” papar Nadir. 

Hingga saat ini perbaikan jembatan gantung tersebut dilakukan swadaya oleh masyarakat dengan cara iuran. “Karena kalau menggunakan anggaran dari desa kan tidak ada untuk jembatan itu. Jadi warga secara swadaya gotong royong, ada yang sumbangsih beras, dan lainnya,” jelas Nadir.

Nadir menegaskan, pemerintah desa sudah mengajukan untuk perbaikan jembatan tersebut namun hingga saat ini belum ada respon dari pihak terkait. 

Sumber: