Banner Disway Award 2025

Hingga Agustus 2025, Produksi Gabah Cianjur Capai 649.337 Ton

Hingga Agustus 2025, Produksi Gabah Cianjur Capai 649.337 Ton

Ilustrasi-Panen padi. (Foto: CIANJUR EKSPRES/Dede Sandi Mulyadi)--

“Yang pertama karena irigasi. Kedua, masalah pupuk. Ketiga kualitas perbenihan. Banyak petani masih pakai benih sisa panen, bukan benih unggul bersertifikat,” tukasnya.

Dia juga menyoroti terbatasnya jumlah penangkar benih dan turunnya jumlah petani produktif.

BACA JUGA:Disbudpar Cianjur Sebut Kunjungan Wisatawan ke Kampung Budaya Padi Pandanwangi Sepi

BACA JUGA:Pabrik Penggilingan Padi di Sindangbarang Cianjur Ludes Terbakar

“Unit penangkaran benih kita belum mencukupi. SDM juga berkurang karena banyak yang memasuki usia lanjut dan anak muda beralih ke sektor non-pertanian,” katanya.

Lanjutnya, untuk mengejar target produksi dan swasembada pangan, pihaknya menyiapkan sejumlah langkah.

“Jurus utama itu perbaikan irigasi, karena akan meningkatkan indeks tanam. Lalu perbaikan kualitas perbenihan padi, mekanisasi alat pertanian, dan pemenuhan pupuk,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga mendorong regenerasi petani melalui pelatihan mekanisasi dan kewirausahaan pertanian.

BACA JUGA:Dinas Pertanian Cianjur Sebut Baru 60 Hektare Lahan Ikuti Asuransi Usaha Tani PadiBACA JUGA:Dandim 0608 Cianjur Tanam Padi Perdana di Cintaasih Gekbrong

“Kita ingin generasi muda tertarik menjadi mekanik, montir mesin pertanian, atau pelaku agribisnis. Program YES sudah berjalan sejak 2024,” katanya.

Dia menegaskan, upaya peningkatan produksi dilakukan secara menyeluruh.

“Harus komprehensif, tidak bisa parsial. Irigasi, benih, pupuk, mekanisasi semuanya harus disentuh dan dikerjakan kolaboratif,” pungkasnya.(Cr1)

Sumber: