Tanaman Padi Diserang Hama Wereng, Petani Cianjur Terancam Gagal Panen
Salah seorang petani di Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah menunjukkan tanaman padi yang diserang hama wereng batang coklat. (Foto: Mochammad Nursidin/CIANJUR EKSPRES)--
CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Dampak perubahan iklim mulai dirasakan langsung oleh petani di Kabupaten Cianjur, khususnya di Kecamatan Karangtengah.
Serangan hama wereng batang coklat (WBC) kian parah dan menyebabkan kerugian signifikan, bahkan hingga gagal panen total di sejumlah titik. Salah satu desa yang terdampak adalah Desa Hegarmanah.
Rustam, seorang petani setempat, mengaku hasil panennya turun drastis akibat hama WBC. Dari satu hektare lahan, biasanya dia bisa memanen hingga enam ton gabah. Namun kini hasil panen yang diperoleh hanya sekitar 80 kilogram.
“Sekarang rugi banget, kemarin cuma dapat sekitar 80 kilogram. Kalau dijual paling Rp800 ribu, padahal modal tanam bisa sampai Rp10 juta,” kata Rustam kepada wartawan, Selasa 17 Juni 2025.
BACA JUGA:UHC Cianjur di Ujung Tanduk Setelah Kemensos RI Coret 126.010 BPJS PBI
BACA JUGA:5 Orang di Cianjur Meregang Nyawa Usai Tenggak Miras Oplosan
Rustam menjelaskan, serangan hama wereng datang cepat dan mematikan, terutama menjelang masa panen. Tanaman yang hampir siap dipanen pun bisa rusak total dalam hitungan hari.
“Kalau padi sudah 90 persen siap panen dan kena WBC, itu habis. Dampaknya langsung terasa,” jelasnya.
Rustam berharap pemerintah memberikan perhatian lebih, terutama dalam bentuk penyuluhan dan bantuan pestisida yang merata. Dia mengaku, hingga kini desanya belum menerima bantuan seperti yang diberikan ke desa lain.
“Kami berharap bantuan tidak pilih-pilih. Kalau bisa, bantuan pestisida dibagikan secara menyeluruh,” katanya.
BACA JUGA:Rusak, KDM Minta Jalur Penghubung Cianjur-Sukabumi Segera Diperbaiki
BACA JUGA:Dua Jemaah Haji Asal Cianjur Wafat di Tanah Suci
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Kabupaten Cianjur, Nurdiyati, mengakui bahwa penanganan hama WBC masih terbatas karena minimnya anggaran. Meskipun beberapa kelompok tani telah menerima bantuan pestisida, jumlahnya masih jauh dari cukup.
“Bantuan obat-obatan memang sudah dibagikan ke sejumlah kelompok tani, tapi jumlahnya terbatas karena anggaran terkena efisiensi. Bahkan, pengadaan pestisida saat ini masih berdasarkan pinjaman karena anggaran belum tersedia sepenuhnya,” jelasnya.
Sumber:
