Tak Lama Lagi Desa Pakuon, Sukaresmi Cianjur Miliki Reaktor Biogas

Tak Lama Lagi Desa Pakuon, Sukaresmi Cianjur Miliki Reaktor Biogas

Camat Sukaresmi, Latip Ridwan (kanan) bersama Pendamping Pengelolaan limbah dan Sampah Kecamatan Sukaresmi, Herry Trijoko sednag melihat proses pembangunan reaktor biogas.(istimewa)--

CIANJUR, CIANJUREKSPRES - Sebuah reaktor biogas saat ini sedang dalam proses pembangunan di Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. 

Pendamping Pengelolaan limbah dan Sampah Kecamatan Sukaresmi, Herry Trijoko, mengatakan, reaktor biogas tersebut baru merupakan percontohan. 

BACA JUGA:Dua Pekan Bapenda Jemput Bola Pelayanan PBB Realisasinya Capai Rp2,9 M, Bupati Cianjur: Lanjutkan

Ada beberapa alasan pihaknya membangun reaktor biogas. Pertama, terhubung dengan lingkungan, ekomomi dan ketahanan pangan. 

"Dari isu lingkungan, kita semua sudah mengerti dalam permasalahan sampah. Reaktor ini tidak saja dapat memproses sampah dan limbah ternak secara estetika saja, baik tampilan dan bau yang ditimbulkan," katanya dalam keterangan tertulisnya, belum lama ini. 

Menurutnya, yang terpenting dari pembangunan reaktor biogas ini konsep pengelolaan akan terdesentralisasi di wilayah munculnya sampah. 

BACA JUGA:Cianjur Tetapkan Status Siaga Banjir dan Longsor, 1.000 Retana Diterjunkan

"Dari ekonomi kita bisa melihat, ada pergerakan budaya yang baru cara pengelolaan limbah dan sampah yang biasanya masyarakat membuang sampah dengan membayar. Kita mempunyai konsep yang berbalik, setiap orang yang membuang akan mendapatkan uang," ucap Herry. 

"Dari setiap unit reaktor, kita mendapatkan gas metan yang dapat kita gunakan sebagai bahan penghasil panas untuk memasak mengunakan kompor yang khusus juga bisa sebagai bahan penerangan sehingga akhirnya nanti juga dapat digunakan sebagai pengubah listrik (perlu reaktor yang besar). Sehingga mengurangi pembelian gas tabung elpiji dan mengurangi karbon yang terbang keatas," tambahnya.  

Disisi lain, jelas Herry, dapat memunculkan lapangan pekerjaan baru, mulai dari petugas setiap reaktor termasuk karang taruna akan ada kegiatan baru untuk mengelola pupuk dan bumdes menjadi distributor penjualan pupuk.

"Yang diharapkan adalah ada sirkulasi baru perputaran uang dan menjadi pengembangan sisi ekonomi lokal yang dapat membantu meningkatkan pendapatan perkapita, apa yang akan terjadi di perubahan konsep pengelolaan limbah dan sampah sekarang?" tuturnya. 

BACA JUGA:YLPKN Jabar 'Pelototi' Penyaluran BPNT di Cianjur

Sedangkan terkait dengan ketahanan pangan, Herry mengatakan, sementara ini hampir semua petani kita sedikit sekali yang tidak mengunakan bahan kimia, dari pupuk dan obat pengendali hama. 

"Reaktor biogas ini (yang ukuran terkecil 4m3) dapat menghasikan minimal 30 liter setiap hari dalam bentuk POC, dan dapat kita jual dengan murah dari setiap unit yang dikelola oleh karang taruna. Artinya kita akan mendapatkan uang dari penjualan pupuk, karang taruna dan  bumdes juga akan bergerak, selain satu petugas setiap reaktor, para petani disekeliling kita akan mendapatkan pupuk dengan mudah dan murah," katanya.

Sumber: