Jadi Korban Salah Tangkap Oknum Polisi, Tukang Biji Kopi Disangka DPO Hingga Babak Belur
Ilustrasi-salah tangkap oknum polisi. (Foto: Pixabay)--
"Katanya ada yang terkena sikut. Tapi kan itu tidak sengaja, soalnya saya tidak tahu kenapa saya disergap dan diamankan. Saya langsung dianiaya saat di mobil dan diperjalanan," ujarnya.
Bahkan, dia mengaku sempat mendapatkan ancaman dari pria yang mengaku anggota polisi tersebut.
BACA JUGA:SAR Cianjur Kembali Melatih Calon Potensi SAR
BACA JUGA:Sepanjang Tahun 2025, Belasan Pasangan Suami Istri di Cianjur Batal Bercerai
"Ada yang memberikan ancaman, saya jadi makin takut. Posisinya tidak tahu saya kenapa ditangkap dan mau dibawa ke kantor polisi," kata Nyanyang.
Bahkan, Nyanyang mengaku aksi kekerasan oknum polisi itu berlanjut saat tiba di Mapolres Cianjur. Dirinya dianiaya beberapa oknum polisi, meskipun sudah meminta ampun dan menanyakan kesalahannya.
"Saya dengan teman saya dibawa ke Polres Cianjur. Di sana saya kembali dianiaya. Saya sudah meminta ampun, meskipun masih bingung kenapa saya ditangkap dan dianiaya," kata dia.
Esok paginya, Nyanyang pun hendak dilepaskan lantaran terungkap jika teman yang mengantarkannya ke gudang merupakan target operasi dari polisi.
BACA JUGA:Disdikpora Cianjur: Penerapan Jam Belajar Baru Diberlakukan pada Tahun Ajaran Baru
BACA JUGA:Pemkab Cianjur Mulai Terapkan Jam Malam Bagi Pelajar
"Ternyata teman saya DPO. Katanya penadah barang curian, tapi tidak tahu kasus pastinya apa. Tapi saya juga jadi ikut terseret dan mendapatkan penganiayaan. Malah saat hendak pulang saya tetap disalahkan, katanya saya melawan petugas. Padahal itu kan reflek, karena saya takut dan tidak tahu apa salah saya," kata dia.
Dia menuturkan lantaran luka yang dideritanya, Nyanyang tidak langsung dipulangkan dan menginap selama tiga hari di Mapolres Cianjur.
"Saya sempat diobati seadanya, karena kan wajah memar habis dipukuli. Tapi selama menginap itu ada juga yang baik, ngasih saya makan dan nanyain keadaan seperti pak Kanitnya dan penyidiknya. Kalau yang menganiaya saya ada sekitar enam orang yang saya ingat," kata dia.
Dia pun akhirnya dipulangkan pada Kamis (5/6). Salah seorang anggota pun memberikan uang Rp100 ribu untuk ongkos pulang.
Sumber:
