Mahasiswa Sindir Keras Bupati Cianjur: Jangan Berlaga Raja di Negara Demokrasi
Suasana audiensi Organisasi Cipayung Plus bersama Pemkab Cianjur dan DPRD Cianjur di Balai Prayoga Pendopo Kabupaten Cianjur pada Rabu 9 September 2025.(Foto:CIANJUR EKSPRES/ Akmal Esa Nugraha)--
Ridha menyebut, aksi audiensi sempat memanas karena mahasiswa menunggu lama sebelum pertemuan dimulai. “Kita datang sesuai jadwal, tapi malah menunggu 1,5 jam. Begitu masuk forum, jawaban yang kita terima pun masih bola panas,” ujarnya.
Pihaknya memberi pesan khusus kepada Bupati Cianjur agar tidak bersikap seperti raja di negara demokrasi. Menurutnya, sorotan mahasiswa berfokus pada prinsip dasar demokrasi, yakni transparansi, akuntabilitas, serta partisipasi publik.
BACA JUGA:Bapenda Cianjur Terima Kunjungan Industri Mahasiswa Universitas Maju
BACA JUGA:Mahasiswa KKN UNPI Cianjur Diharapkan Hadirkan Solusi Aplikatif di Masyarakat
“Pesan terakhir untuk Bupati Cianjur, jangan berlaga raja di negara demokrasi. Sorotan kita ini soal prinsip, yaitu prinsip negara demokrasi. Bicara soal transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik, itu saja sebetulnya,” kata Ridha.
Dia menilai, Cianjur membutuhkan sosok bupati yang benar-benar memahami penderitaan rakyat sekaligus mampu memberikan solusi nyata.
“Kita butuh Bupati yang mengerti penderitaan rakyat dan tahu cara memberi solusi. Hari ini kita menuntut narasi yang sama dengan tahun 1998, soal partisipasi dan transparansi. Itu hak rakyat yang sudah dituliskan dalam undang-undang,” katanya.
Dia juga menyindir kondisi pemerintahan di Cianjur saat ini yang menurutnya tidak baik-baik saja.
BACA JUGA:Bupati Cianjur Harapkan Mahasiswa KKN Dorong Digitalisasi Pertanian
BACA JUGA:Pemkab Cianjur Siapkan Beasiswa Bagi Mahasiswa Yang Ingin Membangun Desa
“Jadi agak lucu keadaan pemerintah Cianjur saat ini. Kabupaten Cianjur tidak baik-baik saja. Kalau kita bongkar satu-satu banyak sekali. Tapi kita ini seakan jadi golongan kelas tiga pemegang data. Padahal ketika kita bawa data, selalu dituduhkan darimana asalnya. Karena mahalnya data di daerah yang tidak demokrasi, kita bisa sebut ini kerajaan baru sekarang,” katanya.
Sementara itu, Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, menegaskan pihaknya tetap berupaya memberikan jawaban terbaik untuk masyarakat. Dia mengatakan isu yang disoroti mahasiswa antara lain pembangunan, kesehatan, pendidikan, dan transparansi publik.
“Tadi rekan-rekan mahasiswa membahas program kerja pemerintah daerah dan DPRD. Kita berusaha sebisa mungkin memberikan jawaban dan pekerjaan terbaik untuk masyarakat Cianjur. Kalau sempat menunggu lama, itu karena saya harus lebih dulu bertemu ulama dan sesepuh, yang juga bagian dari masyarakat yang harus kita dengarkan,” ujar Wahyu.
Ketua DPRD Cianjur, Metty Triantika, menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa, khususnya soal transparansi dan informasi publik.
BACA JUGA:Peduli Cianjur Selatan, Aliansi Mahasiswa Salurkan Bantuan Logistik dan Pemeriksaan Kesehatan
Sumber:
