Diyanto: Pameran Tunggal Christopher Alexander jadi Pemantik Bagi Seniman Cianjur

Diyanto: Pameran Tunggal Christopher Alexander jadi Pemantik Bagi Seniman Cianjur

Pameran tunggal seniman muda Christopher Alexander bertajuk "Le Turquoise: Painting for Healing" di The Coffee Ben, Kamis (15/8).--

CIANJUR,CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID - Kurator dan Seniman, Diyanto menyambut hangat kehadiran pameran tunggal seniman muda Christopher Alexander bertajuk "Le Turquoise: Painting for Healing" di The Coffee Ben, Kamis (15/8).

Seniman asal Majalengka itu turut menjadi pembicara diskusi seni "Menyambut Renaisans Seni Rupa Cianjur" bersama Seniman Cianjur, Jaja Ilalang dengan Sekretaris Umum Dewan Kesenian Cianjur (DKC), Heri Firmansyah sebagai moderator.

Diyanto mengatakan, kondisi Cianjur saat ini "sedang tidur" sejak sebelumnya ada ruang kosong selama lima tahun terakhir tidak ada pameran seni dan sejenisnya.

"Saya kira pameran ini merupakan sebuah keberhasilan di momen kesenian Cianjur "sedang tertidur". Pameran ini bisa menjadi pemantik bagi seniman, meskipun tidak menampilkan karya-karya berskala banyak. Tetapi, Chris dan kawan-kawan seniman dapat menggarap pameran ini dengan serius," katanya.

BACA JUGA:Kenalkan Budaya Cianjur Lewat Pekan Kebudayaan dan Pariwisata Daerah

BACA JUGA:Lestarikan Seni Sunda , Kecamatan Sukaresmi Gelar Lomba Tari Jaipong

Diyanto mengungkapkan, tekad Christopher patut diapresiasi karena mereka mampu melakukan manajemen pameran dengan mencari ruang pameran serta display lukisan yang tidak hanya memasang di ruangan ala kadarnya.

"Orang mungkin akan terkecoh ketika melihat lukisan lewat photografi dengan lukisan asli yang dihadirkan di ruang-ruang yang bisa dilihat langsung. Melalui lukisannya, Chris berupaya membawa energi positif yang mewakili sumber inspriasi pelukis muda sekarang," ujarnya.

Diyanto mengapreasiasi kesegaran ide yang dimiliki Christopher yang tidak canggung mengadopsi cuplikan film yang kemudian dikreasikan dengan keistimewaan inspirasinya dalam berkreasi.

"Ketika membuka mata di pagi hari, mereka para seniman muda mampu diserbu dengan berbagai serbuan imaji yang datang dari mana pun, dan itu membuat kita tidak aneh ketika melihat lukisannya yang mengingatkan kita pada sebuah film," tuturnya.

BACA JUGA:Disbudpar Cianjur akan Gelar Pasar Rakyat dalam Pekan Kebudayaan 2024

BACA JUGA:Suasana Kampung Jaman Dulu, Pemkab Cianjur Libatkan Sejumlah OPD Kembangkan Kampung Budaya Padi Pandanwangi

Sekretaris Umum Dewan Kesenian Cianjur (DKC), Heri Firmansyah, turut menyampaikan apresiasi kepada wartawan mengenai pameran tunggal tersebut.

"Kita apresiasi yang dilakukan teman-teman seniman. Saudara Christop. Benar, strategi kebudayaan itu perlu diciptakan, bukan hanya terkait seni melainkan segala segi makna dalam menciptakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)," ucapnya.

Sumber: